Ada Tempat Shalat Untuk Raja di Masjid Puro Pakualaman Yogyakarta
Jatengaja.com - Bila berkunjung ke Yogyakarta jangan sampai melewatan untuk beribadah shalat di masjid bersejarah yang telah berusia mencapai 191 tahun yakni Masjid Agung Puro Pakualaman.
Bangunan Masjid Besar Puro Pakualaman yang kokoh dan menarik itu berlokasi di kawasan Kauman, Pakualaman, Yogyakarta tersebut didirikan pada tahun 1831 M oleh Sri Paduka Paku Alam II.
Ada yang menarik di Masjid Besar Puro Pakualaman yakni di dalam ruang shalat masih terdapat Ma’surah yaitu tempat shalat raja yang terletak di saf paling depan di sebelah selatan pengimaman.
- Harga Minyak Goreng Curah di Pasar Muntilan Lebih Murah dari Semarang, Kok Bisa Ya
- Mengintip Kinerja 4 Bank Asal Jepang di Indonesia
- Waka DMI Cerita Kepada Puan Sekolah Muhammadiyah Yogyakarta yang Dibangun Ayahnya
- Natureline, Usaha Lilin Aromaterapi Juara 3 Hetero for Startup Semakin Dikenal
- PT Telekomunikasi Indonesia International Buka Kantor Cabang di Dubai
Ma’surah tersebut terbuat dari bahan kayu dengan ragam hias ceplok bunga dan stilisasi huruf Arab atau sering disebut mirong, serta di bagian dalam lantainya lebih tinggi daripada lantai bangunan induk.
Dilansir dari buku yang diterbitkan oleh Embun Kalimasada, dari perspektif tata kota, pembangunan masjid Besar Puro Pakualamanan ini sangat erat kaitannya dengan filsafat macapat dalam kosmologi Jawa. Filsafat macapat dimaknai sebagai empat unsur kehidupan atau makna dalam kehidupan.
Termasuk elemen arah, yaitu Timur, Barat, Utara, dan Selatan. Sedangkan, untuk arsitektur bangunan masjid ini, tak lepas dari gaya bangunan Puro Pakualaman dengan dominasi warna kuning.
Hal tersebut dapat dilihat saat memasuki serambi masjid, pengunjung akan langsung disambut tulisan di sebuah tembok persis di tengah gerbang pintu masuk berbunyi "terus luhur terusto raharjo" atau dalam Bahasa Indonesia artinya jalan luruh menuju kesejahteraan.
Ciri khas yang terdapat di masjid ini adalah adanya batu tulis yang terdapat pada dinding serambi masjid, sebagai penanda berdirinya majid tersebut. Kemudian, ada pula prasasti berjumlah 4 buah ditulis dalam huruf Arab 2 buah dan dalam huruf Jawa 2 buah.
Masjid Pura Pakualaman saat ini terdiri atas tiga bagian yaitu bagian utama (untuk salat), serambi, dan teras. Memiliki berbentuk persegi empat, dahulu di halamannya terdapat kolam yang luas, akan tetapi sekarang sudah tidak ada, dan diganti dengan serambi yang difungsikan untuk menampung para Jemaah.
Setelah membaca artikel ini, tertatik untuk berkunjung dan beribadah shalat ke Masjid Besar Puro Pakualaman Yogyakarta.
Tulisan ini telah tayang di jogjaaja.com oleh Ties pada 06 Apr 2022