76 Ribu Ton RDF Dimanfaatkan sebagai Bahan Bakar Alternatif
Jakarta, Jatengaja.com – Pada 2022, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat ada 12,362 juta ton sampah yang tidak terkelola. Diperlukan perlu peran aktif seluruh kalangan untuk membantu mengatasi persoalan ini.
Melihat fakta itu, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) turut berpartisipasi dalam mengatasi persoalan sampah kota dengan prinsip ekonomi sirkular melalui konversi sampah menjadi refuse-derived fuel (RDF). Solusi ini tidak hanya membantu pemerintah dalam mengatasi persoalan sampah, tetapi juga membantu Perusahaan mendapatkan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.
Pemanfaatan RDF merupakan salah satu inisiatif strategis Perlindungan Terhadap Lingkungan dalam Sustainability Road Map SIG dan mendukung Perusahaan mencapai target penurunan emisi karbondioksida (CO2).
- Nuon Digital Indonesia dan Dunia Games Telkomsel Kenalkan Gim Digital Unggulan di ChinaJoy 2023
- Raih 186 Medali Emas, Kota Semarang Raih Juara Umum Porprov Jateng 2023
- Pertamina Beri Cash Back 45% Bila Beli BBM Pakai Aplikasi MyPertamina, Ini Syaratnya
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, pemanfaatan RDF sebagai bahan bakar alternatif telah diterapkan oleh anak usaha SIG, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) di Pabrik Narogong dan Pabrik Cilacap. Sejak tahun 2020 hingga 2022, total pemanfaatan RDF di dua pabrik tersebut telah mencapai 76 ribu ton, yang berasal dari TPST Bantargebang, RDF Plant Jeruklegi Cilacap dan TPST Wangon Banyumas.
Di Kabupaten Cilacap, SBI tidak hanya memanfaatkan RDF hasil produksi RDF Plant Jeruklegi milik Pemkab Cilacap, tetapi juga menjadi inisiator sekaligus operator fasilitas RDF pertama di Indonesia. Sejak diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan pada 21 Juli 2020, fasilitas RDF Cilacap kini mampu mengolah 160 ton sampah per hari untuk menghasilkan sekitar 70 ton RDF per hari. Jumlah ini berpotensi menggantikan 40 ton batu bara per hari.
Lingkungan Bersih
“Pengelolaan sampah secara berkelanjutan merupakan upaya SIG dalam menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman, sekaligus memberikan manfaat ekonomi. Melalui pemanfaatan RDF sebagai bahan bakar alternatif, ketergantungan pada sumber energi fosil dapat ditekan, sumber daya alam dapat dilestarikan dan emisi gas karbon dapat diturunkan,” kata Vita Mahreyni.
Selain RDF, SIG juga memanfaatkan sumber bahan bakar alternatif lainnya yang berasal dari biomassa dan limbah industri. Rangkaian inisiatif SIG dalam pemanfaatan bahan bakar alternatif ini telah mendukung Perusahaan mencapai target penurunan emisi CO2.
- Parkland Podomoro Hadirkan La Promenade, Shophouse Paling Prospektif di Gerbang Kota Karawang
- Hasrat Warga Sambirejo Merawat Kebun Gizi
- Ekonomi Jawa Tengah Tumbuh 5,23%
Vita Mahreyni menyampaikan, komitmen SIG terhadap upaya pelestarian lingkungan semakin mantap dengan kehadiran layanan waste management bernama Nathabumi. Nathabumi memberikan layanan pengelolaan limbah industri baik B3 maupun Non-B3, pengelolaan sampah perkotaan, analisis dan laboratorium limbah, hingga pengelolaan limbah pengeboran.
Sistem pengelolaan sampah dan limbah oleh Nathabumi dilakukan dengan pendekatan yang lebih bertanggung jawab dan ramah lingkungan melalui metode co-processing.
“Teknologi yang dimiliki oleh Nathabumi merupakan solusi jangka panjang untuk membantu pemerintah dalam mengatasi persoalan sampah. Sejak tahun 2010 hingga 2022, Nathabumi telah mengelola 5,7 juta ton limbah dan sampah,” ujar Vita Mahreyni. (-)