40 Siswa di Sukoharjo Keracunan Makan Bergizi Gratis

Sulistya - Jumat, 17 Januari 2025 15:27 WIB
Aktifitas ujicoba program makan siang gratis di SDN 4 Kota Tangerang, Senin 5 Agustus 2024. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia

Sukoharjo, Jatengaja.com - Pihak SDN Dukuh 03, Sukoharjo, Jawa Tengah, melaporkan peristiwa di sekolah kepada Satuan Pengelola Program Gizi (SPPG) dan puskesmas setempat.

Hal itu dilakukan setelah sebanyak 40 siswa mengalami mual dan muntah usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah.

Anak-anak yang terdampak langsung mendapatkan perawatan di puskesmas terdekat, dan kini kondisi mereka sudah membaik.

Sekolah segera melaporkan kejadian ini kepada Satuan Pengelola Program Gizi (SPPG) dan puskesmas setempat. Untuk mencegah insiden serupa, SPPG menarik makanan yang didistribusikan dan menggantinya dengan menu lain. Sesuai prosedur operasional standar (SOP), SPPG wajib menyimpan sampel makanan selama 2 x 24 jam untuk memudahkan penelusuran jika terjadi masalah.

"SOP yang diterapkan dalam MBG ini adalah sekolah lapor kepada SPPG dan puskesmas jika ada kejadian yang tidak diinginkan. Makanan langsung ditarik oleh SPPG, kemudian diganti dengan menu lain," terang Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi, kala memberikan keterangan resmi di Jakarta, dikutip Jumat, 17 Januari 2025.

Dinas Kesehatan mengidentifikasi kesalahan dalam pengolahan ayam sebagai penyebab insiden keracunan ini. Saat ini, sampel makanan sedang dalam pemeriksaan untuk memastikan penyebab pasti dari insiden tersebut. Insiden keracunan ini menjadi bahan evaluasi penting bagi Badan Gizi Nasional (BGN). BGN berencana untuk memperketat SOP di setiap rantai penyiapan makanan bergizi gratis guna memastikan kualitas dan kehigienisan makanan yang disajikan.

"Kejadian semacam ini akan menjadi evaluasi yang amat penting bagi BGN untuk memperketat pelaksanaan SOP dalam setiap rantai penyiapan MBG sehingga kualitas dan kehigienisan makanan bisa terjamin," kata Hasan.

SOP SPPG Diklaim Ketat

Hasan Nasbi mengklaim, setiap proses di SPPG dilakukan berdasarkan prosedur operasional yang telah ditetapkan untuk menjaga higienitas dan kualitas makanan.

"Menurut saya luar biasa SOP-nya sangat ketat masuk ke dalam harus ganti baju, pakai tutup kepala, pakai masker dan bagaimana makanan tadi dipersiapkan di sana," ujar hasan dalam kesempatan yang lain.

Berikut sederet SOP SPPG yang diklaim telah diterapkan di setiap SPPG:

Kebersihan Petugas: Seluruh petugas diwajibkan untuk mengganti pakaian kerja khusus sebelum masuk ke area dapur. Penggunaan tutup kepala dan masker menjadi keharusan guna mencegah kontaminasi makanan.

Persiapan Makanan: Proses persiapan dilakukan dengan standar higienis tinggi, mencakup penggunaan peralatan yang bersih dan steril, serta pemilihan bahan baku berkualitas.

Pemisahan Limbah: Limbah harus dipisah sesuai jenis, seperti plastik, kertas, dan sisa makanan, guna memudahkan proses daur ulang atau pengolahan lebih lanjut.

Sistem Limbah yang Efisien: Setiap SPPG diwajibkan memiliki sistem pengelolaan limbah yang baik, termasuk fasilitas penampungan dan pengangkutan limbah secara teratur.

Kepala SPPG: Setiap unit dipimpin oleh kepala SPPG yang ditunjuk langsung oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Kepala SPPG bertanggung jawab atas keseluruhan operasional dan kinerja satuan.

Pendamping Ahli: Setiap SPPG didampingi oleh seorang ahli gizi untuk memastikan makanan yang disajikan memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Selain itu, seorang akuntan ditugaskan untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam distribusi dan pelaporan.

Pengawasan Kebersihan: Dapur SPPG wajib dijaga kebersihannya setiap saat. Peralatan dan fasilitas dapur harus dibersihkan secara berkala.

Kualitas Gizi: Makanan yang disajikan harus memenuhi standar gizi yang ditetapkan oleh BGN. Setiap menu dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan energi dan nutrisi penerima manfaat. (-)

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 17 Jan 2025

Editor: Sulistya

RELATED NEWS