Kenaikan Harga Emas Picu Inflasi Jawa Tengah Bulan Oktober 2025 Sebesar 0,40 Persen

SetyoNt - Kamis, 06 November 2025 16:17 WIB
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra. (Istimewa)

Semarang, Jatengaja.com - Bank Indonesia merilis Provinsi Jawa Tengah mengalami inflasi sebesar 0,40 persen (month to month/mtm) pada Oktober 2025, lebih tinggi dari bulan September sebesar 0,21 persen.

Secara tahunan, Provinsi Jawa Tengah mengalami inflasi sebesar 2,86% (year on year/yoy), sejalan dengan inflasi nasional yang juga sebesar 2,86% (yoy).

“Meski terjadi peningkatan inflasi, perkembangan inflasi Jawa Tengah masih dalam rentang sasaran 2,5±1 persen,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah (Jateng) Rahmat Dwisaputra dalam keterang tertulis, Kamis 6 November 2025.

Secara spasial, seluruh kota pantauan inflasi di Jawa Tengah (Jateng) mengalami inflasi secara bulanan, dengan inflasi tertinggi berlangsung di Kota Surakarta yang mencatatkan inflasi sebesar 0,49% (mtm) dan , terendah berlangsung di Cilacap dan Purwokerto sebesar 0,33%.

“Inflasi pada periode laporan terutama dipengaruhi peningkatan harga pada komoditas non pangan, yaitu pada Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya dengan andil 0,21persen,” ujarnya.

Inflasi pada kelompok tersebut didorong kenaikan harga komoditas emas perhiasan dengan 0,19% seiring dengan tren peningkatan harga emas dunia yang mencapai all time high pada Oktober 2025.

Peningkatan harga emas seiring ketidakpastian global yang masih tinggi. Berdasarkan data Trading Economics, harga emas dunia Oktober 2025 meningkat hingga sebesar 19,98% dibandingkan bulan sebelumnya dan 60,66% dibandingkan tahun sebelumnya.

Selain itu, inflasi juga disumbang oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau. Komoditas penyumbang inflasi pada kelompok tersebut antara lain telur ayam ras dan daging ayam ras yang disebabkan kenaikan permintaan sejalan dengan pelaksanaan program MBG.

Sedangkan inflasi pada cabai merah terjadi seiring dengan masa puncak panen yang telah berlalu. Di sisi lain, tekanan harga komoditas bawang merah relatif rendah karena masih memasuki masa panen di sejumlah sentra, antara lain di Kab. Brebes.

Peningkatan tekanan inflasi lebih lanjut didorong oleh Kelompok Transportasi yang mengalami inflasi dengan andil sebesar 0,02% (mtm) seiring dengan normalisasi tarif kereta api pasca pemberian diskon tarif kereta api sebesar 20% dan flash sale tiket hingga Rp80,000 pada tanggal 28 September 2025 lalu dalam rangka merayakan HUT PT KAI ke-80.

Ke depan, untuk menjaga inflasi berada pada rentang sasaran, Bank Indonesia bersama dengan para pemangku kepentingan di daerah yang tergabung dalam Forum TPID Provinsi Jawa Tengah akan terus berkoordinasi dan bekerja sama melaksanakan berbagai program pengendalian inflasi.

“Program pengendalian inflasi tersebut ditujukan untuk menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi barang/komoditas di Jawa Tengah sehingga inflasi dapat terjaga di rentang sasaran 2,5±1 persen,” ujar Rahmat. (-)

Editor: SetyoNt

RELATED NEWS