Kasus Diabates Melitus Anak-Anak di Kota Semarang Meningkat

SetyoNt - Selasa, 14 Februari 2023 20:13 WIB
Kepala Dinkes Kota Semarang M. Abdul Hakam menyebutkan Kasus Penyakit Diabates Melitus Anak-Anak Meningkat (dok.semarangkota.go.id)

Semarang, Jatengaja.com - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, M. Abdul Hakam menyebutkan ada peningkatan jumlah kasus penderita diabetes melitus pada anak-anak.

Menurut Hakam kasus diabetes anak-anak di Kota Semarang yang bergantung pada suntikan insulin pada tahun 2021 sebanyak 27 anak, dengan rincian satu anak perempuan berusia 0-12 tahun, lalu usia 13-18 tahun terdapat 18 anak laki-laki dan 8 anak perempuan.

Sedangkan untuk kasus diabetes yang tidak bergantung pada insulin di tahun 2021 sebanyak 242 anak, dengan rincian usia 0-12 tahun terdapat dua anak perempuan, usia 13-18 tahun terdapat 111 anak laki-laki dan 129 anak perempuan.

Pada 2022 kasus diabetes tergantung pada suntikan insulinbertambah menjadi 33 anak dengan rincian anak usia 0-12 tahun ada satu anak laki-laki dan delapan anak perempuan serta k anak usia 13-18 tahun terdapat sembilan anak laki-laki dan 15 anak perempuan

Untuk kasus diabetes yang tidak bergantung pada suntikan insulin pada 2022 naik menjadi 344 kasus dengan rincian usia 0 -12 tahun, laki-laki 23 anak, perempuan 24 anak serta usia 13 - 18 taun, laki-laki 127 anak dan perempuan 170 anak.

“Bisa saja diabetes tipe 1 atau tipe 2 yang muncul di awal-awal karena pola makan yang tidak betul, tidak banyak gerak atau bahkan tidak ada aktivitas,” kata Hakam dilansir dari semarangkota.go.id, Selasa (14/2).

Hakam menyatakan terus melakukan berbagai upaya untuk menurunkan kasus diabetes terhadap anak-anak dengan berbagai program seperti deteksi dini dan melakukan skrining ke sekolah-sekolah, serta pemberian edukasi kepada dokter kecil.

Lebih lanjut, Hakam menyatakan Dinkes Kota Semarang juga memberikan pelatihan kepada kader kesehatan remaja, serta membentuk pos pembinaan terpadu (posbindu) atau Posyandu remaja (posrem).

Nantinya Posbindu akan menyasar remaja berusia 15-18 tahun. Pelatihan yang diberikan yakni tentang pola makan yang sehat dan juga aktivitas fisik yang dilakukan setiap hari.

Harapannya bisa dilakukan setiap bulan, bisa deteksi dini agar diketahui lebih awal. Paling penting adalah tidak mengurangi makan tapi memilih makanan yang tepat.

“Jadi yang harus diperhatikan adalah gizi yang seimbang. Jangan senang jika anak diam, main HP, cemal-cemil makanan yang tidak sehat,” tandas Kepala Dinkes Kota Semarang. (-)

Editor: SetyoNt

RELATED NEWS