Senin, 26 Juni 2023 22:57 WIB
Penulis:Sulistya
Editor:Sulistya
Jakarta, Jatengaja.com - Perayaan Iduladha identik dengan menyembelih hewan kurban seperti sapi, kambing, atau domba.
Hewan yang sudah disembelih tersebut dagingnya akan dibagikan kepada dhuafa atau kurang mampu, agar semua bisa merasakan nikmatnya masakan dari daging dan memperoleh gizi yang cukup.
Bagi umat Islam, Iduladha adalah hari besar keagamaan yang selalu ditunggu-tunggu. Momen spesial yang bertepatan dengan musim haji ini menjadi waktu yang tepat untuk saling berbagi kepada sesama dan warga yang membutuhkan.
Namun di Indonesia, Iduladha tidak hanya identik dengan aktivitas penyembelihan hewan kurban. Dikutip dari www.trenasia.com, ada beberapa tradisi unik yang dilakukan pada saat Hari Raya tersebut.
Berikut beberapa tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia di berbagai daerah untuk menyambut Iduladha.
Seperti yang dikutip dari laman Dinas Pariwisata Kabupaten Demak pada 26 Juni 2023, tradisi Apitan atau yang lebih sering disebut sebagai sedekah bumi ini memiliki makna yang sangat dalam yaitu sebagai wujud rasa syukur terhadap nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Tradisi Apitan yang diselenggarakan di salah satu desa di Kabupaten Demak ada yang diisi dengan khataman Al Quran, pagelaran wayang kulit, ketoprak, dan bentuk kesenian lainnya. Hal ini sebagai bentuk pelestarian budaya Jawa yang dimulai oleh Sunan Kalijaga saat berdakwah dengan wayang kulitnya.
Tradisi ini dilaksanakan oleh masyarakat di daerah Pasuruan. Seperti Apitan, tradisi ini adalah wujud dari rasa syukur. Selain itu, tradisi ini juga dilakukan sebagai penghormatan kepada hewan kurban yang akan disembelih.
Hewan yang akan dikurbankan yaitu sapi akan didandani secantik mungkin seperti pengantin. Selain itu, sapi juga diberi kalung berupa bunga tujuh rupa lalu dibalut menggunakan kain kafan, sorban, dan sajadah.
Seperti yang dikutip dari laman resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia pada Senin, 26 Juni 2023 menyebutkan bahwa kain kafan ini menjadi simbol tanda kesucian orang yang berkurban. Setelah sapi tersebut didandani, sapi akan diarak menuju masjid setempat untuk diserahkan kepada panitia kurban.
Tradisi ini biasanya dilaksanakan oleh masyarakat Cirebon. Alunan gamelan yang ada di sekitar area keraton Kasepuhan Cirebon dibunyikan dan menjadi penanda bahwa umat muslim di Cirebon merayakan hari kemenangan.
Tradisi ini dilaksanakan oleh masyarakat yang ada di wilayah Yogyakarta dan mirip dengan tradisi Apitan. Warga muslim di Yogyakarta akan mengarak hasil bumi mulai dari halaman Keraton sampai Masjid Gede Kauman.
Arak-arakan hasil bumi ini berupa 3 buah gunungan yang disusun dari sayuran dan buah-buahan. Arak-arakan hasil bumi ini biasanya dilaksanakan ketika hari besar agama Islam, di mana Grebeg Gunangan dilaksanakan untuk menyambut Iduladha sedangkan Grebeg Syawal dilaksanakan saat Idulfitri.
Tradisi ini dilaksanakan oleh masyarakat di Desa Kemiren, Banyuwangi dan masih langgeng sampai sekarang. Seperti yang dilansir dari laman resmi Pemkab. Banyuwangi, warga akan beramai-ramai mengeluarkan kasur dari kamar dan dibawa ke depan rumah masing-masing setiap bulan Dzulhijah atau setiap memasuki bulan haji.
Proses menjemur kasur ini dilaksanakan sejak pagi sampai siang hari sambil membaca doa dan memercikkan air bunga di halaman. Tradisi ini dilaksanakan dengan tujuan agar dijauhkan dari bencana dan penyakit.
Setelah matahari sudah ada di atas kepala atau sekitar pukul 12.00, masyarakat akan segera mengambil semua kasur dan dimasukkan ke dalam. Dipercaya, jika kasur tidak segera dimasukkan sampai matahari terbenam, kebersihan kasur akan hilang dan tidak memperoleh khasiat menghilangkan penyakitnya.
Itu tadi beberapa tradisi unik yang ada di Indonesia saat menyambut perayaan Iduladha. (-)
Bagikan