sport tourism
Senin, 15 September 2025 22:08 WIB
Penulis:SetyoNt
Editor:SetyoNt
Semarang, Jatengaja.com - Kualitas sumber daya manusia (SDM) Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) perlu ditingkatkan, karena permasalahan dihadapi dalam pemilu ke depan terus bertambah.
Dengan SDM yang dimiliki Bawaslu selama ini dinilai belum maksimal dalam menjalankan tugas sehingga permasalahan klasik dalam pemilu seperti politik uang atau money politic terus terjadi.
Demikian benang merah Diskusi Kelompok Terpumpun Pembinaan Evaluatif untuk Strategi Pengembangan SDM Pengawas Pemilu di RM Pringsewu Kota Lama Semarang, Senin 15 September 2025.
Diskusi yang didukung Bawaspu pusat ini dibuka anggota Bawaslu Jawa Tengah, Nur Kholiq didampingi anggota lainnya yakni Diana Ariyanti dan M Rofiuddin.
Sebagai narasumber diskusi adalah Chairman dan Chief Consultan KTalents.asia, mantan Direktur SDM PT Pertamina, Koeshartanto Koeswiranto, Direktur Akademi Pemilu dan Demokrasi Moh Maskhurudin Hafid, Direktur Eksekutif Sindikasi Pemilu dan Demokrasi Erik Kurniawan, dan Ichal Supriadi dari Asia Democracy Network.
Direktur Akademi Pemilu dan Demokrasi, Moh Maskhurudin Hafid menyatakan permasalahan politik uang atau money politics selalu terjadi dalam setiap pemilu.
“Untuk menghentikan politik uang dalam pemilu dilakukan dari pemberi, jangan penerima. Selama ini Bawaslu masih menyelesaikan permasalan dari bawah, sehingga tidak pernah selesai,” katanya.
Selain itu, imbuh pria yang akrab dipanggil Cak Maskur ini subyek dalam pelanggaran pemilu kebanyakan tanpa nama atau no name, sedangkan Bawaslu masih by name.
“Sehingga kualitas SDM Bawaslu perlu lebih ditingkatkan lagi,” ujarnya.
Ichal Supriadi Ical, menyatakan Bawaslu salama ini hanya menangkap pelanggaran pemilu yang kasat mata. Padahal Pemilu modern telah melibatkan fiskal yang digunakan petahanan atau incumbent untuk persiapan pemilu mendatang.
“Peredaran uang meningkat dan penarikan uang besar- besaran dalam beberapa bulan sebelum pemilu, Bawaslu tak bisa menangkap ini,” katanya.
Bawaslu, lanjut Ichal mestinya mencermati masalah fiskal ini, karena sudah ada deal sebelum dimulai tahapan resmi pemilu dilaksanakan.
“Ini yang harus diplototi Bawaslu. Pemilu akan baik bila integritas anggota Bawaslu baik. Harus berani dan tegas, bila perlu sampai berkelahi dengan KPU,” tandasnya.
Ichal menambahkan nasib Bawaslu akan ditentukan pada Pemilu 2029. Kalau kinerjanya lebih baik dari pemilu 2024 akan selamat tapi bila gagal maka akan tamat.
Koeshartanto Koeswiranto menegaskan SDM berkualitas dan berkompeten menjadi kunci kesukseskan sebuah lembaga atau organisasi.
“Punya dana banyak dan teknologi canggih, tapi SDM rendah tak akan berhasil,” ujarnya.
Sementara, Erik Kurniawan menyatakan eksistensi Bawaslu akan tetap ada dalam Pemilu, karena kinerjanya masih dipercaya masyarakat.
“Hasil poling Kompas, Bawaslu menempati peringkat kedua di bawah TNI diperingkat pertama, dan di atas KPU diperingat ketiga,” jelasnya.
Anggota Bawaslu Jawa Tengah, Nur Kholiq menyatakan, beban kerja Bawaslu sangat berat tapi tenaga SDM terbatas.
“Waktu penconblosan pemilu hanya ada satu pengawas Bawaslu di tempat pemungutan suara (TPS),” ujarnya.
Sebelum diskusi dilakukan penyerahan pohon manggis kepada Bawaslu Kota Semarang Bawaslu Kabupaten Semarang. (-)
Bagikan
skk migas
3 hari yang lalu