Kemarau 2024, Sebanyak 30 Kabupaten dan Kota di Jateng Tetapkan Siaga Darurat Kekeringan

Rabu, 24 Juli 2024 07:38 WIB

Penulis:SetyoNt

Editor:SetyoNt

gub kering.jpg
Pj. Gubernur Jateng, Nana Sudjana (kanan) pada rapat Koordinasi Siaga Kekeringan bersama Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang Selasa, 23 Juli 2024.

Semarang, Jatengaja.com - Sebanyak 30 pemerintah kabupaten dan pemerintan kota di Jawa Tengah (Jateng) sudah menetapkan status siaga darurat kekeringan pada musim kemarau 2024. 

Hal ini disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur Jateng, Nana Sudjana pada rapat Koordinasi Siaga Kekeringan bersama Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang Selasa, 23 Juli 2024.

“Dari 35 kabupaten dan kota, hanya lima daerah belum menetapkan status darurat kekeringan, karena kondisinya masih aman,” kata Nana.

Guna mengatasi kekeringan, lanjut Pj Gubernur Jateng, sampai 22 Juli 2024 telah melakukan droping air bersih di 10 kabupaten dan kota tersebar di 25 kecamatan dan 33 desa terdampak kekeringan, dengan total penerima air bersih sejumlah 8.637 kepala keluarga atau 26.725 jiwa.

Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau tahun 2024 ini akan lebih basah dan pendek dibandingkan kemarau tahun 2023. Puncak musim kemarau Tahun 2024 berada di bulan Juli.

Pemprov Jateng tmengambil langkah-langkap untuk mengantisipasi bencana kekeringan tersebut antara lain menerbitkan surat edaran tentang antisipasi bencana kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) Tahun 2024 dan melakukan pendataan kesiapan sarana dan prasarana wilayah kabupaten dan kota. 

“Mengimbau kepada bupati dan wali kota agar meningkatkan kewaspadaan potensi bencana kekeringan dan karhutla, memetakan daerah rawan bencana,  serta melakukan langkah-langkah strategis penanganan,” ujar Nana. 

Kepada bupati dan wali kota, Pj Gubernur Jateng meminya  untuk memanfaatkan embung, membuat sumur bor,  memantau ketersediaan air bersih, mendistribusikan air bersih bagi masyarakat terdampak bencana kekeringan, melarang aktivitas penggunaan bahan yang mudah menimbulkan percikan api/kebakaran, dan lainnya. 

"Ini perlu ada komunikasi dengan instansi terkait lainnya. Tidak mungkin pemerintah bekerja sendiri dalam menangani bencana," imbaunya.

Kepala BNPB Suharyanto dalam kesempatan  sama, mengatakan, mulai Minggu ketiga bulan Juli 2024, curah hujan di Jawa Tengah hanya 50 mm. Situasi tersebut menunjukkan sudah masuk musim kemarau. 

"Meskipun tidak ada El Nino, bencana kekeringan di Jateng masih akan terjadi. Meskipun di awal sampai pertengahan tahun bencana di Jawa Tengah relatif tidak banyak, tetapi harus tetap waspada. Per hari ini sudah ada 30 daerah yang menetapkan siaga darurat kekeringan dan karhutla," katanya.

Pemerintah melalui BNPB, sambung Suharyanto telah mengantisipasi potensi bencana itu dengan berbagai upaya, di antaranya menyalurkan bantuan untuk 30 kabupaten dan kota di Jateng berupa peralatan dan anggaran operasional.

BNPB dan Pemprov Jateng juga akan membantu untuk distribusi air bersih dan penggalian sumur tersier agar kebutuhan air di musim kemarau teratasi.

“Kami sepakat akan memberikan bantuan distribusi air untuk daerah yang membutuhkan,” tandasnya. (-)