Indonesia Masuk Negara Aman Bersama 11 Bangsa Lainnya Jika Perang Dunia 3 Meletus

Senin, 23 Juni 2025 16:33 WIB

Penulis:SetyoNt

Editor:SetyoNt

Swiss.
Swiss.

Jatengaja.com - Indonesia masuk dalam negara aman bila nantinya terjadi perang dunia ketiga, menyusul ketegangan yang terus berlangsung antara Israel dan Iran kembali memicu kekhawatiran akan pecahnya World War 3 atau Perang Dunia 3. 

Israel telah melakukan serangan militer besar-besaran terhadap Iran, termasuk menghantam sejumlah lokasi penting, salah satunya fasilitas nuklir utama milik negara tersebut.

Pemimpin tertinggi Iran  Ayatollah Ali Khamenei  memperingatkan setiap serangan dari Amerika Serikat terhadap negaranya akan membawa konsekuensi serius, dan Iran tidak akan menerima perdamaian yang dipaksakan dengan kekuatan.

Pernyataan ini melalui siaran televisi nasional sebagai tanggapan atas pernyataan Presiden AS Donald Trump yang meminta Iran untuk menyerah, di tengah memanasnya konflik antara Israel dan Iran yang berpotensi semakin meningkat.

Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah memicu kekhawatiran akan pecahnya Perang Dunia baru, membuat banyak orang di berbagai belahan dunia mulai mempertimbangkan tempat-tempat yang dianggap aman.

Dilansir dari The Economic Times dan Mirrror US,  yang dikutip Trenasia.com, berikut ini adalah daftar negara-negara yang dianggap paling aman untuk ditinggali apabila perang dunia 3 pecah, salah satunya Indonesia :

1. Antartika

Antartika kemungkinan menjadi salah satu tempat paling aman untuk dituju jika terjadi perang nuklir, menurut saran dari pembuat peta tersebut. Karena lokasinya yang terpencil di ujung selatan Bumi, wilayah ini memiliki nilai strategis yang sangat rendah atau bahkan tidak ada sama sekali.

Selain itu, luas wilayahnya yang mencapai 5,4 juta mil persegi dan masih alami menyediakan ruang yang sangat luas bagi ribuan orang untuk berlindung dari potensi konflik.

2. Islandia

Islandia juga bisa menjadi tempat perlindungan yang aman lainnya, karena letaknya yang berada di utara dan cukup terpencil. Selain itu, negara ini dikenal sebagai salah satu yang paling damai di dunia, dan disebut-sebut belum pernah terlibat dalam perang atau invasi sepanjang sejarahnya.

Meskipun pulau ini kemungkinan besar tidak akan terkena dampak langsung dari perang nuklir di Eropa, beberapa laporan menyebutkan bahwa sisa radiasi dari serangan nuklir besar-besaran di daratan utama Eropa masih bisa mencapai wilayah Islandia dalam jumlah kecil.

3. Afrika Selatan

Afrika Selatan juga masuk dalam daftar tempat yang berpotensi aman jika Perang Dunia 3 terjadi. Negara ini memiliki sumber pangan yang melimpah, tanah yang subur, serta akses terhadap air bersih, sehingga mendukung kemampuan untuk hidup mandiri. Selain itu, infrastruktur modern yang dimiliki Afrika Selatan turut menjadi faktor penting dalam menunjang kelangsungan hidup.

4. Fiji

Fiji, negara kepulauan terpencil, terletak sekitar 2.700 mil dari tetangganya yang terdekat, Australia. Dengan adanya kehadiran militer, Fiji memiliki nilai strategis, serta menempati peringkat tinggi dalam Indeks Perdamaian Global. Selain itu, negara ini juga kaya akan sumber daya alam.

5. Chili

Chili, negara di Amerika Selatan yang membentang lebih dari 4.000 mil, berpotensi menjadi jalur strategis yang menghubungkan Moskow dan Madrid. Negara ini memiliki kekayaan hasil pertanian dan sumber daya alam penting untuk bertahan hidup, serta dikenal memiliki infrastruktur paling maju di kawasan benua tersebut.

6. Argentina

Argentina dianggap sebagai salah satu negara yang paling mampu bertahan dari kelaparan pasca perang nuklir. Negara di Amerika Selatan ini dikenal memiliki pasokan hasil pertanian yang melimpah, sehingga dapat menyediakan cadangan pangan yang cukup besar bahkan jika sinar matahari terhalang akibat dampak radiasi nuklir.

7. Bhutan

Bhutan, negara yang terletak di Asia Selatan, menyatakan sikap netral terhadap berbagai potensi konflik sejak bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1971. Letaknya yang terkurung daratan serta dikelilingi oleh pegunungan menjadikan negara ini lebih mudah untuk dipertahankan dari ancaman luar.

8. Selandia Baru

Di tengah kekhawatiran akan pecahnya Perang Dunia 3, Selandia Baru menjadi salah satu negara yang bisa menjadi tempat pelarian untuk menghindari konflik. Negara ini menempati peringkat kedua dalam Indeks Perdamaian Global dan memiliki sejarah panjang dalam menjaga netralitas dalam konflik internasional.

Letaknya yang terpencil serta wilayah pegunungannya yang terjal memberikan perlindungan alami dari kemungkinan invasi. Menurut laporan Metro, negara ini juga tidak termasuk dalam daftar target serangan.

9. Tuvalu

Tuvalu, sebuah negara kepulauan yang terletak di antara Hawaii dan Australia, hanya memiliki sekitar 11.000 penduduk. Infrastruktur yang kurang memadai serta sumber daya alam yang terbatas menjadikan pulau ini kurang menarik bagi pihak-pihak yang ingin melakukan serangan.

10. Swiss

Swiss yang dikenal luas sebagai simbol perdamaian dan netralitas, dianggap sebagai salah satu dari sedikit negara yang berpotensi mampu bertahan dalam konflik nuklir. Sikap netralnya yang konsisten sejak Perang Dunia 2 serta wilayah pegunungan yang sulit diakses memberikan perlindungan alami yang kuat.

Selain itu, negara ini juga dilengkapi dengan jaringan tempat perlindungan dari radiasi nuklir yang sangat luas. Negara ini tidak memberikan bantuan baik kepada Rusia maupun Ukraina, sehingga kemungkinan kecil bagi Putin untuk menganggapnya sebagai ancaman.

11. Greenland

Greenland, pulau terbesar di dunia yang merupakan wilayah kekuasaan Denmark, kecil kemungkinannya menjadi target bagi kekuatan besar dunia. Hal ini disebabkan oleh lokasinya yang terpencil, sikap politik yang netral, serta jumlah penduduknya yang relatif kecil, hanya sekitar 56.000 jiwa.

12. Indonesia

Meskipun bukan negara besar, Indonesia dengan tegas menyatakan dirinya tidak akan berpihak dalam konflik global. Sejak Presiden pertama,  Soekarno, kebijakan luar negeri Indonesia adalah bebas dan aktif.  (-)

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Distika Safara Setianda pada 23 Jun 2025