BI Dukung Digitalisasi Pengendalian Inflasi Pangan di Jawa

Kamis, 15 Agustus 2024 10:23 WIB

Penulis:SetyoNt

Editor:SetyoNt

bi.jpg
BI Dukung Digitalisasi Pengendalian Inflasi Pangan di Jawa (Jatengaja.com/dok. Bank Indonesia)

Semarang, Jatengaja.com - Bank Indonesia (BI) bersama pemerintah pusat dan pemerintah daerah menyelenggarakan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) wilayah Jawa tahun 2024.

Kegiatan GNIP dengan fokus digitalisasi sebagai program unggulan pengendalian inflasi daerah dalam bentuk aplikasi Sistem Pemantauan Pasokan dan Harga Pangan untuk Jawa yang Terkendali (SENOPATI) dan dashboard Sistem Pengelolaan Transaksi Keuangan Badan Usaha Milik Petani (BUMP) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama SEMAR. 

Aplikasi SENOPATI ditujukan untuk membangun konektivitas data dan informasi guna memantau produksi dan harga pangan secara real-time. Sedangkan aplikasi SEMAR akan mengoptimalkan manajemen keuangan petani dan efektivitas rantai pasok komoditas pangan. 

Kedua aplikasi tersebut diharapkan dapat memperkuat manajemen usaha tani BUMD dan BUMP, optimalisasi kerja sama Antar Daerah serta hilirisasi pangan. 

Kegiatan GNPIP wilayah Jawa dengan tema "Memperkuat Sinergi Pengendalian Inflasi guna Mendukung Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas,”  dilaksanakan di Semarang, Rabu 14 Agustus 2024. 

Kepala Departemen Regional BI, Arief Hartawan menyampaikan wilayah Jawa berperan strategis sebagai sentra produksi pangan utama nasional seperti beras, aneka cabai, dan bawang merah. 

Inflasi tahunan wilayah Jawa pada periode Juli 2024 tercatat sebesar 2,10% (yoy), masih di bawah inflasi nasional yang sebesar 2,13% (yoy), dan tetap terjaga dalam kisaran target 2,5±1% (yoy). 

Namun, penurunan luas lahan dan anomali cuaca di wilayah Jawa perlu terus dicermati. Berdasarkan data BPS, penurunan luas lahan pertanian di Indonesia mencapai sekitar 238 ribu ha, dan sekitar 60%-nya terjadi di wilayah Jawa. 

“Pentingnya sinergitas dan pemanfaatan data terintegrasi seperti yang dihasilkan aplikasi SENOPATI dan SEMAR, untuk memetakan lahan-lahan potensial, merumuskan strategi penguatan hilirisasi, dan keseimbangan pasokan sehingga ketahanan pangan yang berkelanjutan dapat terwujud,” katanya. 

Bank Indonesia meyakini sinergi dan kolaborasi dari seluruh TPID di Wilayah Jawa maupun nasional yang adaptif dan inovatif, mampu mewujudkan stabilitas inflasi yang terjaga sesuai target inflasi pada rentang 2,5%±1%.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ferry Irawan dalam kesempatan sama, mengapresiasi langkah sinergi dan kolaborasi TPID wilayah Jawa yang berfokus dalam penanganan inflasi pangan. 

“Hanya saja ketersediaan pasokan antarwaktu dan antarwilayah masih menjadi tantangan utama dalam stabilisasi harga pangan,” ujarnya. 

Oleh karenanya, lanjur Irwan,  optimalisasi produktivitas perlu didorong dengan langkah-langkah quick win seperti program IP 300 untuk komoditas padi, penggunaan Proliga Cabai untuk komoditas aneka cabai, dan True Shallot Seed (TTS) untuk bawang merah diyakini dapat memitigasi dampak anomali cuaca pada ketersediaan pasokan. 

Sementara, Sekretaris Daerah Jawa Tengah , Sumarno, menyampaikan GNPIP merupakan bentuk komitmen dan keseriusan kerja sama TPID di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota di wilayah Jawa dalam upaya pengendalian inflasi daerah. 

“Mengapresiasi pelaksanaan GNPIP di Jateng, karena pengendalian inflasi pangan harus dilakukan secara sinergi bersama seluruh pihak,” katanya.

Dalam menjaga stabilitas harga pangan, Pemerintah Provinsi Jateng melakukan berbagai upaya, antara lain Gerakan Pangan Murah (GPM) yang sepanjang tahun 2024 telah dilaksanakan sebanyak 809 kali tersebar di 35 kabupaten dan kota.

Dalam gelaran GNPIP wilayah Jawa disepakati program penguatan produktivitas pangan eperti fasilitasi bantuan sarana prasarana kepada 28 gapoktan/pelaku usaha di wilayah Jawa dan program dukungan pembiayaan. 

Sebanyak 13 KAD baru intra Jawa berhasil disepakati malelui peningkatan peran BUMD/BUMP. Pada gilirannya BUMP/BUMD diharapkan dapat mendorong nilai tambah komoditas pangan melalui program hilirisasi. 

Optimalisasi BUMD dan BUMP selama semester I 2024 juga dilakukan dengan perluasan 147 kios TPID menjadi 924 kios TPID yang tersebar di wilayah Jawa. (-)