BI dan Pemprov Jateng Kampanyekan Cabai Kering dan Pasta Bawang ke ASN Guna Kendalikan Inflasi

Minggu, 17 November 2024 23:03 WIB

Penulis:SetyoNt

Editor:SetyoNt

bi cabai.jpg
Kepala Kantor Perwakilan BI Jateng, Rahmat Dwisaputra (tiga dari kiri) dan Sekda Jateng Sumarno memberikan keterangan kepada wartawan di Semarang, Minggu (17/11/2024). (Jatengaja.com/dok. Humas BI Jateng)

Semarang, Jatengaja.com - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melakukan kampanye penggunaan cabai kering dan pasta bawang merah guna mengendalikan inflasi.

Pasalnya komoditas cabai dan bawang merah kerap menjadi penyumbang terjadinya inflasi di Jateng, sehingga perlu dikendalikan.

Kampanye dilakukan melalui kegiatan Aksi ASN Peduli Inflasi yang digelar besrama acara peringatan HUT ke-53 Korpri di Halaman Gedung Gradhika Bhakti Praja Kompleks Kantor Gubernur Jateng di Jalan Pahlawan Semarang, Minggu (17/11/2024).

Kegiatan yang diikuti ribuan ASN di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng dengan jalan sehat, serta diadakan penjualan cabai kering dengan harga Rp1.000 per bungkus dan paket sayuran Rp10.000 melalui QRIS.

Kepala Kantor Perwakilan BI Jateng, Rahmat Dwisaputra menyatakan, berupaya membantu Pemprov Jateng soal ketersediaan bawang dan cabai untuk mengendalikan inflasi.

Pasalnya bawang merah dan cabai tidak setiap bulan panen, sehingga untuk menjaga pas masa panen agar tidak busuk cabai dan bawang dibuat pasta yang bisa tahan sampai berbulan-bulan.

“Jadi tujuan dikeringkan dan dibuat pasta supaya komoditas itu tersedia setiap bulan. Ketika tidak musim tanam, cabai masih ada tapi bentuknya tidak segar,” kata Rahmat kepada wartawan di sela acara.

Untuk itu, lanjut Rahmat, masyarakat supaya membiasakan diri mengonsumsi cabai maupun bawang merah yang telah diawetkan dalam bentuk pasta agar harga di pasar tetap stabil.

Guna meningkatkan produksi petani, BI Jateng juga memberikan bantuan peralatan kepada 10 kelompok petani antara lain dari Kabupaten Semarang, Temanggung, Wonosobo, dan Magelang.

“Dengan langkah ini diharapkan bisa manahan inflasi akibat kenaikan harga bawang merah dan cabai yang diperkirakan masih akan menjadi penyumbang laju inflasi hingga akhir tahun ini,” ujarnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng, Sumarno dalam kesempatan sama menyatakan, masyarakat memang belum terbiasa untuk mengkonsumsi cabai kering dan pasta bawang merah. 

“Kami meminta para ASN dapat memberikan contoh kepada masyarakat dengan mengkonsumsi cabai dan bawang yang diawetkan,” katanya.

Menurut Sumarno, Jateng sebenarnya selalu mengalami surplus produksi cabai dan bawang merah. Poduksi cabai pada 2024 diperkirakan mencapai 155.741 ton dan bawang merah diperkirakan mencapai 554.590 ton.

Sedangkan konsumsi bawang merah masyarakat di Jateng sebanyak 211.058 ton sehingga terdapat surplus 343.532 ton. untuk komoditas cabai rawitnya konsumsi mencapai 148,361 ton, sehingga terdapat surplus sebanyak 7.380 ton.

“Harga cabai dan bawang merah dapat mempengaruhi tingkat inflasi daerah, sehingga perlu dijaga dengan dikeringkan dan dibuat pasta,” ujar Sumarno. (-)