Utang Garuda Indonesia Susut 50 Persen

Sulistya - Selasa, 06 Desember 2022 09:09 WIB
Erick Thohir (TrenAsia)

Jakarta, Jatengaja.com - Upaya restrukturisasi terhadap Garuda Indonesia oleh Kementerian BUMN mulai berdampak. Saat ini, utang dari maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk susut hingga 50%.

Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan, maskapai dengan kode saham GIAA itu juga pada Juni 2022, berhasil mencetak laba bersih sebesar US$3,8 juta.

"Untuk update dari Garuda, saat ini utangnya menurun signifikan, hampir 50 persen. Kita lihat secara equity pun tadinya minus 53 persen sekarang minus 1,5 persen. Jadi sudah menurun jauh dari cengkeraman utang," katanya saat rapat evaluasi bersama dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin, 5 Desember 2022, dikutip dari www.trenasia.com.

Hasil positif tersebut perlu didukung oleh penyertaan modal negara (PMN). Ia berharap bahwa PMN akan mendorong kinerja Garuda makin optimal, terutama untuk menambah frekuensi penerbangan dalam negeri yang perlu dukungan transportasi udara.

Erick merasa bahwa akses transportasi di Tanah Air yang memang berbasiskan negara kepulauan, memang membutuhkan jumlah pesawat yang cukup.

Ia melanjutkan, jika dibandingkan dengan Amerika Serikat yang juga negara kepulauan, Indonesia masih sangat membutuhkan banyak armada udara.

Jika Amerika Serikat punya total sekitar 7.500 unit dengan kondisi ekonomi mereka, maka idealnya jumlah total pesawat yang bisa beroperasi di Indonesia yaitu sekitar 750 unit.

"Hari ini kurang lebih ada 550 unit. Artinya apa, masih ada potesi bagaimana penerbangan domestik ini harus diprioritaskan," ungkapnya.

Erick juga berharap PMN tersebut akan mendorong penambahan armada pesawat Garuda sehingga bisa mendukung layanan transportasi yang makin meningkat.

Selain itu, Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan saat ini peraturan pemerintah (PP) soal PMN telah rampung dan dana PMN diperkirakan akan cair pada minggu ketiga di bulan Desember 2022.

"Kemarin kita memang mendanai perbaikan pesawat dengan PPA (PT Perusahaan Pengelolaan Aset) dan pada bulan ini 80 pesawat beroperasi, yaitu Garuda plus Citilink, akhir tahun ada 100 (armada). Nantinya pada kuartal I 2023, akan ada 120 unit yang beroperasi. Full capacity di 120 unit. Sehingga diharapkan nanti pada kuartal I, benar-benar seluruh Armada bisa beroperasi penuh setelah carinya PMN di Desember," katanya.

Wamen yang akrab disapa Tiko ini juga mengatakan kemungkinan baru di tahun 2024 akan ada penambahan armada Citilink untuk menjangkau wilayah yang lebih terpencil dan sulit.

Tiko juga mengatakan bahwa Garuda aka diposisikan sebagai maskapai super premium. (-)

Editor: Sulistya
Bagikan

RELATED NEWS