Sekda Jateng Sebut Masih Butuh 16.458 Dokter Umum dan Spesialis
Semarang, Jatengaja.com - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah , Sumarno menyebutkan masih membutuhkan sekitar 16.458 orang dokter umum dan spesialis untuk melayani kesehatan masyarakat.
Menurut Sumarno perbandingan jumlah dokter umum maupun spesialis saat ini masih kurang dibandingkan dengan persebaran penduduk yang ada di Indonesia, termasuk Jawa Tengah (Jateng).
Sesuai dengan standar World Health Organization (WHO), satu orang dokter mengakomodasi atau melayani sebanyak 1.000 penduduk.
- BRI Catat Penyaluran KPR Subsidi Rp14,65 Triliun Hingga Agustus 2025
- Rumah BUMN BRI Jadi Kunci Kesuksesan UMKM Fashion Bandung di Pasar Dunia
- Telkom Semarang - Kendal Perkuat Sinergi untuk Transformasi Digital
- Telkom Semarang - Pemkab Kendal Perkuat Sinergi untuk Transformasi Digital
- Telkom Semarang Jateng Utara Dukung Digitalisasi KKMP Gedawang
“Sampai saat ini di Jawa Tengah hanya memiliki 11.405 dokter. Sedangkan jumlah idealnya setidaknya 27.863 dokter, jadi masih kurang banyak,” katanya saat menghadiri acara Musyawarah Wilayah Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) Regional Wilayah IV di Semarang, Jumat 19 September 2025.
Lulusan dokter umum maupun spesialis dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Tengah (Jateng), lanjut Sekda jumlahnya masih belum untuk mencukupi kebutuhan yang ada.
Untuk itu peran AIPKI dibutuhkan untuk memperbanyak lulusan baru dokter untuk memenuhi kebuthan guna menekan gap yang ada.
Sumarno meminta AIPKI memiliki program atau edukasi kepada publik supaya banyak pelajar yang berminat melanjutkan pendidikan ke jurusan fakultas kedokteran, serta menghilangkan stigma atau persepsi publik kuliah di fakultas kedokteran mahal.
Dengan begitu, membuka peluang lebih lebar kepada setiap anak-anak bangsa untuk berani melanjutkan pendidikan tinggi di jurusan kedokteran.
“Barangkali secara akademik di sekolah SMA mungkin sebetulnya mereka punya potensi untuk masuk fakultas kedokteran. Akan tetapi begitu bicara masalah biaya itu pasti enggak akan berani. Ini perlu dihilangkan,” ujar Sekda Jateng.
Sementara, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Jenderal Pendidilan Tinggi, Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi, Khairul Munadi mengatakan, tantangan untuk dunia kesehatan di Indonesia selain jumlah dokter yang kurang, juga tentang distribusi.
“Butuh kerja sama semua pihak, baik pemerintah pusat hingga daerah, serta dari kalangan perguruan tinggi, dan lainnya untuk mengatasi tantangan tersebut,” ujarnya.
Ia menambahkan menuju Indonesia sehat 2045, Presiden Prabowo Subianto punya harapan untuk membuka 158 program studi kedokteran baru.
Humas dan Kemitraan AlPKI, Tonang Dwi Ardyanto, menambahkan, sejak asosiasi didirikan pada 2001, dari 17 fakultas kedokteran kini berkembang menjadi 127 anggota, “Keberadaan asosiasi memiliki tujuan untuk menjaga mutu pendidikan kedokteran,” katanya. (-)