Produktivitas Petani Bawang Merah di Jawa Tengah Menurun

Sulistya - Kamis, 15 September 2022 08:34 WIB
Gubernur Jawa Tengah bertemu petani bawang merah di Desa Krasak, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Brebes, Jatengaja.comProduktivitas petani bawang merah di Desa Krasak, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah mengalami penurunan. Penurunan produktivitas itu dinilai menjadi salah satu penyebab harga bawang merah di pasar tinggi.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menuturkan, akibat tingginya harga bawang merah, berkontribusi pada inflasi di Jawa Tengah. Gubernur meminta seluruh pihak turun tangan untuk mengatasi penurunan produktivitas petani bawang merah.

“Saya cek, karena kenapa ya harga bawang merah ini kok kontribusi pada inflasinya tinggi sekali. Ternyata produksinya di sini juga tidak terlalu optimal,” kata gubernur usai melihat lahan bawang merah dan berdialog dengan Gapoktan Umbul Makmur Wiyono, Desa Krasak, Brebes, Rabu (14/9/2022).

Dari dialeog, gubernur mengetahui penurunan produktivitas disebabkan beberapa faktor. Di antaranya kerusakan tanah pada lahan pertanian. Seperti berkurangnya unsur hara pada tanah, sehingga tanah menjadi keras, terlalu banyak penggunaan pupuk kimia dan pestisida, serta faktor cuaca.

“Tadi sudah kita cek, tapi dari pengakuan kawan-kawan, semua sudah menyadari dan menyampaikan informasi kayaknya berkurang produktivitasnya. Maka tugas kita sekarang mengembalikan unsur hara tanah,” katanya.

Pestisida Berlebih

Pengembalian kesuburan tanah agar produktivitas kembali meningkat, menjadi pekerjaan rumah seluruh elemen terkait. Ganjar langsung meminta kepada Dinas Pertanian, baik tingkat provinsi maupun kabupaten, untuk terus melakukan pendampingan kepada para petani. Pihak swasta juga diminati untuk ikut berpartisipasi untuk membantu para petani memulihkan lahannya.

“Kita harapkan nanti kampus juga kita libatkan. Jadi bagaimana mengembalikan tanah ini agar subur. Nanti generasi mudanya, Poktan, dan Gapoktan kita siap untuk melatih mereka. Tujuannya agar kemudian tanah ini bisa dijadikan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan, bisa padi, bisa bawang merah,” katanya.

Terkait pertanian berkelanjutan, para petani Desa Krasak, Brebes, sebenarnya sudah memiliki pola tanam dalam satu tahun. Komoditas yang ditanam adalah bawang merah dan padi.

“Polanya tadi bawang, bawang, padi. Bahkan ada yang sampai empat kali di sini. Maka sudah bagus banget itu. Tinggal kita kasih teknologi dan pengetahuan agar bisa jalan,” katanya.

Dia mengingatkan petani tidak berlebihan dalam menggunakan pupuk kimia dan pestisida. Sebab selain memperburuk tanah, penggunaan yang berlebihan juga akan berdampak pada hal lain, seperti kesehatan dan stunting.

Gubenrur sudah menyiapkan formula bantuan untuk menekan inflasi, khususnya terkait distribusi bawang merah. Bantuan itu berupa subsidi untuk menekan ongkos kirim komoditas sebesar Rp1.500 per kilogram.

“Sekarang kita sedang siapkan itu, menyiapkan formasi datanya. Maka kalau hari ini ternyata belum panen. Nanti kita cek dari gudang, berapa ongkos kirim, apakah ada gangguan apa tidak. Jika iya, maka sebenarnya itu bagian dari objek yang bisa kita jadikan sasaran bantuan,” tuturnya. (-)

Editor: Sulistya

RELATED NEWS