Presiden Prabowo Optimistis pada 2025 Tak akan Impor Beras
Jakarta, Jatengaja.com - Presiden Prabowo Subianto merasa optimistis Indonesia tidak akan impor beras pada tahun 2025, karena adanya kenaikan produksi beras yang membuat cadangan pangan domestik saat ini telah mendekati 2 juta ton.
"Sangat besar keyakinan saya bahwa tahun 2025 kita tidak akan impor beras. Yang ada di gudang mendekati 2 juta ton,” ujar Presiden Prabowo saat memberikan arahan di Sidang Kabinet Paripurna di Istana Merdeka Jakarta, Senin (2/12/2024) dikutip dari Antara.
Menurut Presiden Prabowo saat ini cadangan pangan nasional adalah yang terbesar dalam beberapa tahun belakangan. Kondisi ketahanan pangan sekarang juga merupakan hasil kerja pemerintahan Joko Widodo.
- Dipicu Kenaikan Harga Bawang Merah dan Minyak Goreng, November 2024 Jateng Inflasi 0,26 Persen
- Mulai 1 Desember 2024, Ditjen Imigrasi Terapkan 100 Persen Paspor Elektronik di 13 Daerah
- Simak, 15 Fitur WhatsApp yang Jarang Dipakai Orang
- Raih Perak di Porwanas, Manager Tim Bridge Siwo PWI Jateng Beri Hadiah Piknik ke Bandung
Kepala negara menilai pemerintahan sebelumnya mampu menekan dampak La Nina dan El Nino. “Langkah-langkah kita di akhir tahun 2024 juga karena dukungan Presiden Joko Widodo," ujarnya.
Kebijakan Presiden Prabowo menjadi titik balik bagi pemerintah Indonesia yang selama ini senang mengimpor beras dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.
Pada tahun 2023, Indonesia mencatat rekor impor beras terbesar dalam lima tahun terakhir, mencapai 3,06 juta ton. Sebagian besar impor didapatkan dari Thailand (45,12%), Vietnam (37,47%), Pakistan (10,1%), dan Myanmar (4,61%).
Lonjakan impor beras ini terus berlanjut pada tahun 2024. Bulog ditugaskan untuk mengimpor 3,6 juta ton beras hingga akhir tahun guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) dan menstabilkan harga. Tahun ini, permintaan beras nasional diproyeksikan mencapai 31,2 juta ton.
Presiden Prabowo menambahkan cadangan pangan Indonesia saat ini berada pada posisi yang kuat di tengah situasi geopolitik yang tidak menentu. Menurutnya, ketegangan geopolitik punya pengaruh besar terhadap situasi pangan di sebuah negara. “Negara-negara yang biasanya ekspor pangan akan menghentikan ekspor mereka. Ini fenomena yang sudah terjadi berkali-kali,” ucap Prabowo.
“Swasembada beras sebagai kebijakan prioritas untuk mengurangi ketergantungan pada impor dengan mendorong produksi beras dalam negeri yang berkelanjutan,” ujarnya.
Pemerintah merespons kebutuhan swasembada beras dengan mengalokasikan Rp139,4 triliun untuk program ketahanan pangan pada tahun 2025. Angka itu naik 21,9% dari anggaran tahun sebelumnya. Kenaikan anggaran ini dimaksudkan untuk memperkuat infrastruktur pertanian, memperbaiki sistem irigasi, serta menyediakan bantuan pupuk dan benih bagi petani.
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, mengatakan stok beras nasional saat ini merupakan yang terbesar dalam lima tahun terakhir. Zulhas, sapaan akrabnya, menyebut produksi beras tahun depan dapat mencapai 32 juta ton.
Zulhas mengatakan cadangan beras di Bulog saat ini mencapai 1,94 juta ton, sementara ketersediaan beras di masyarakat sekitar 6 juta ton. “Jadi kita punya stok delapan juta lebih. Oleh karena itu tahun 2025, mudah-mudahan impornya tidak sebanyak tahun 2024,” kata Zulhas, akhir November. (-)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Chrisna Chanis Cara pada 02 Dec 2024