Populerkan Apiklasi Jasirah ke Masyarakat, BI Jateng Gelar Bedah Buku Rahasia Nusantara
Semarang, Jatengaja.com - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah (Jateng) menggelar kegiatan bedah Buku Rahasia Nusantara karya konten kreator Asisi Suhariyanto.
Kegiatan bedah buku Rahasia Nusantara dihadiri ratusan peserta dari kalangan mahasiswa, pelajar, guru sejarah, dan jurnalis digelar di Radjawali Semarang Cultural Center, Jalan Kapten Piere Tendean No. 32 Semarang, Selasa (26/11/2024).
Sebagai narasumber dalam acara tersebut penulis buku Rahasia Nusantara, Asisi Suhariyanto dan Guru besar Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Prof. Dhanang Respati Puguh.
- BMKG Perkirakan Potensi Bencana Hidrometeorologi Saat Arus Mudik Libur Nataru
- Hadirnya AgenBRILink, Ekonomi Warga Merauke Makin Tumbuh
- Rancangan Permenkes Bawa Dampak Negatif terhadap Kesejahteraan Petani Tembakau
- BRI Ventures Paparkan Laporan Dampak Terbaru di Impact Day Sembrani Impact Accelerator
- Kisah Agen Mitra UMi BRI, Sukses Tingkatkan Taraf Hidup Keluarga Hingga Mampu Sekolahkan Anak
Dalam kesempatan itu BI Jawa Tengah (Jateng) juga mengenalkan aplikasi Jasirah (Jejak Wisata Sejarah) yang memberikan informasi terkait wisata sejarah Mataram Hindu dan Islam, UMKM, hotel, serta kuliner di wilayah Jogya, Solo dan Semarang (Joglosemar).
Kepala Kantor Perwakilan BI Jateng, Rahmat Dwisaputra mengatakan melalui bedah buku “Rahasia Nusantara” menjadi pintu bagi generasi muda untuk mengenal sejarah peninggalan leluhur dan upaya meningkatkan rasa bangga terhadap budaya bangsa.
“Suatu bangsa tidak akan besar dan berkembang jika melupakan sejarah. Proklamator kita Bung Karno menyatakan jasmerah, jangan melupakan sejarah,” kata Rahmat.
Lebih lanjut, Rahmat menyatakan menggandeng Asisi Suhariyanto untuk ikut mempopulerkan aplikasi Jasirah yang diluncurkan pada 2022, karena wisata sejarah punya peran di sektor pariwisata.
Ia berharap dengan dipromosikan aplikasi Jasirah di kanal youtube Asisi Suhariyanto dapat semakin banyak dilihat orang sehingga meningkatkan jumlah penggunanya. Saat ini pengguna Jasirah baru 28 ribu orang.
Dengan mengangkat sejarah lewat satu aplikasi yang mudah dibaca dan mencakup seluruh situs-situs sejarah di Jateng maka bisa mengembangkan pariwisata yang berdampak ke sektor ekonomi.
“Pariwisata bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru di daerah, karena Jawa Tengah kaya akan sejarah,” ujarnya.
Rahmat menambahkan, aplikasi Jasirah bisa menjadi panduan bagi wisatawan di tanah air serta dunia, yang ingin mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Jawa Tengah.
“Melalui pariwisata sejarah, kami percaya akan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat di daerah tersebut,” ujarnya.
Sementara, Asisi Suhariyanto menyatakan, kehadiran aplikasi Jasirah menjadi cukup bagus bagi masyarakat yang ingin mendapatkan informasi sejarah sekitar Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Aplikasi Jasirah itu bisa untuk semua kalangan. Kalau saya sendiri sebagai konten kreator bisa melihat data sejarahnya,” ujar pria yang telah mengunjungi ratusan candi di Indonesia.
Guru Besar Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Prof. Dhanang Respati Puguh menyatakan, konten yang ada di dalam aplikasi Jasirah akan terus ditambah, utamanya terkait era masa penjajahan Belanda dan juga era kemerdekaan.
“Saya diminta BI Jateng untuk menulis tentang konten sejarah perkembangan Islam di aplikasi Jasirah. Nantinya konten akan ditambah,” katanya.
Mengenai buku Rahasia Nusantara, Prof Danang menyatakan dapat menjadi referensi belajar sejarah yang menarik yang dapat dimanfaatkan generasi muda dan masyarakat.
Buku Rahasia Nusantara membahas tentang pengalaman perjalanan Asisi Suharyanyo mengunjungi sejumlah candi di Indonesia. (-)