PLN Bertekad Turunkan Utang Rp5 Triliun Per Tahun
Jakarta, Jatengaja.com - Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasojo bertekad bisa menurunkan liabilitas atau utang sebesar Rp5 triliun per tahun.
Menurut Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo pihaknya telah berhasil menurunkan utang dari Rp451 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp417 triliun pada Juni 2022.
Capaian penurunan utang ini, lanjut Darmawan merupakan hasil upaya efisiensi dan transformasi bisnis yang dilakukan PLN, sesuai dengan arahan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
- Telkom Resmikan Pusat Data di IKN
- Ganjar Dorong Perkantoran di Jateng Gunakan Energi Alternatif Solar Cell
- Karya Tani Jateng Bisa Selesaikan Persoalan Kebutuhan Masyarakat
- Berdayakan Lansia melalui Sekolah Lanjut Usia Senja Sejahtera
- Anggota Polres Boyolali, Aipda Fahrudin Juara II MTQ 2022 Mabes Polri Dapat Hadiah Umroh Gratis
"Pak Erick sudah memberi arahan ke PLN untuk efisiensi dan inovasi. Oleh karena itu, kita pertama harus mengurangi cost. Kita lakukan transformasi digital, kita bongkar bisnis proses kita. Kita sederhanakan agar kita bisa lebih cepat," ujar Darmawan dalam keterangan tertulis dikutip Jumat, 19 Agustus 2022 dilansir dari trenasia.com jaringan Jatengaja.com.
Darmawan menambahkan, dengan kondisi efisiensi dan optimalisasi capital expenditure (capex), PLN mampu memitigasi faktor eksternal yang berdampak pada keuangan PLN. Tak ketinggalan langkah efisiensi ini menjadi cara PLN untuk menghadapi segala tantangan termasuk penurunan demand.
Selain itu PLN juga melakukan langkah untuk mendorong pertumbuhan permintaan atas listrik. Salah satunya melalui program seperti Electrifying Agriculture, Electrifying Marine maupun Electrifying Lifestyle.
Dengan gencar mendorong masifnya penggunaan kendaraan listrik dengan terus melakukan pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
“Hingga Juli 2022 sudah ada 142 unit SPKLU yang tersebar di 109 lokasi seluruh Indonesia. Dari sisi penggunaan listrik rumah tangga, PLN juga mendorong masyarakat untuk menggunakan kompor induksi sebagai pengganti kompor LPG,” ujanya.
Berdasarkan data PLN, tercatat konversi kompor berbahan bakar LPG ke kompor induksi sudah dilakukan oleh 2.000 keluarga penerima manfaat (KPM) pada sebaran wilayah di Surakarta, Jawa Tengah dan Denpasar, Bali. (-)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky pada 19 Aug 2022