Petani Kabupaten Klaten Jateng Mulai Gunakan Alat Pertanian Modern
Klaten, Jatengaja.com - Petani di Kabupaten Klaten Jawa Tengah (Jateng) sudah beradaptasi, dari sistem tradisional beralih menggunakan alat pertanian modern. Mulai dari proses pengolahan tanah, penanaman, perawatan, hingga panen.
Mereka sudah mulai akrab dengan drone pertanian, rice transplanter, rotavator, traktor, combine harvester, cultivator, dan sebagainya.
Ketua Kelompok Tani Desa Taji Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten, Muhammad Sensus menjelaskan pemanfaatan alat pertanian modern tersebut dapat menjadikan proses pertanian lebih efisien dan hemat biaya.
- Sejumlah Investor China Berminat Tanamkan Modal Industri Garam di Jateng
- Langkah Strategis BRI melalui BRILiaN Way Diapresiasi oleh Danantara
- AFPI Gelar Fintech Lending Days 2025, Sasar UMKM Indonesia Timur
- Telkom Perluas Ekosistem Talenta Digital Kampus
- Dampak Kesepakatan Tarif RI-AS ke Ekonomi
Bila menggunakan sistem tradisional membutuhkan banyak tenaga manusia, seta biaya, juga membutuhkan waktu lama.
Sensus mencontohkan, menggunakan drone pertanian untuk memantau pertumbuhan tanaman dan mengendalikan hama. Selain efisien, drone dapat dengan detil menyentuh seluruh area tanam dengan baik.
“Mengunakan drone sangat bagus untuk mengendalikan hama, karena bisa menjangkau sampai tanah bagian bawah. Kalau pakai tradisional itu lama, dan mungkin tidak bisa merata,” ujarnya, Kamis (17/7/2025).
Menurus Sensus, kelompok tani yang dipimpinnya memiliki anggota sekitar 50 petani, dengan luas lahan 32 hektare. Mereka sudah menggunakan mekanisasi pertanian dengan alat pertanian modern, mulai dari pengolahan tanah, tanam, perawatan hingga panen.
“Memakai alat pertanian modern sudah sekitar satu tahun ini. Efisien, biaya lebih murah, dan hasilnya sukses,” tandasnya.
Sebelum terbentuk kelompok tani dan memanfaatkan alat pertanian modern, para petani kerap kali mengalami gagal panen. Tapi setelah ada kelompok tani dan juga penggunaan alat seperti ini, jadi panennya bagus.
Kendati demikian, imbuh Sensus lahan pertanian di wilayahnya termasuk tadah hujan. Sehingga, kerap kesulitan air di saat musim kemarau.
“Kami harap ada solusi terbaik untuk persoalan air di sini. Syukur-syukur ada bantuan sumur dalam. Lahan sudah kami siapkan,” ujarnya.
Petani Kedungampel, Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten, Suparman menambahkan, mekanisasi pertanian dengan alat pertanian modern sangat membantu petani dan dapat menjadi solusi minimnya petani buruh saat ini.
“Alat-alat sekarang ini sangat membantu petani. Lebih mudah, murah, dan hasilnya bagus,” tuturnya.
Sementar, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jateng, Defransisco Dasilva Tavares menyatakan memiliki Brigade Pertanian, yang menyediakan peminjaman alat-alat mekanisasi pertanian modern secara gratis, yang bisa diakses di tujuh lokasi di Jawa Tengah. Beberapa di antaranya Pati, Banyumas, Surakarta, Semarang.
- Semarakkan Muharram, 102 Anak Yatim Dhuafa Berpetualang Seru bersama LAZiS Jateng
- Bank Arto Moro Komit Dorong UMKM Berdaya Saing Global
- Telkom Regional 3 dan Pemkab Temanggung Gelar Pelatihan Digital Marketing & Creative Content
“Kelompok tani bisa mengajukan pinjam alat ke kita. Gratis, dengan biaya angkut atau bawa ke lokasi ditanggung pihak peminjam,” ujar Frans, sapaannya.
Hingga saat ini, pihaknya terus melakukan sosialisasi dan pendampingan kepada petani, agar beradaptasi dengan sistem mekanisasi pertanian.
“Kita dorong agar beradaptasi dengan cara yang efisien dan berkualitas. Hingga saat ini di Jawa Tengah ada sekitar 60 ribu kelompok tani, dengan luas lahan sawah 990.834 hektare,” tandasnya. (-)