Petani Brebes Kirim 30 Truk Bawang Merah ke DKI
Brebes, Jatengaja.com – Petani bawang di Brebes, Jawa Tengah sukses menanam bawang dengan hasil maksimal. Karena hasil melimpah, sebanyak 30 truk bermuatan bawang dikirim ke Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta.
Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo menuturkan, pihaknya berusaha memastikan stok bahan baku aman. Apalagi, saat ini sudah menjelang Ramadan dan Lebaran.
“Saya ingin menyampaikan terima kasih saya. Ini atas perintah Bapak Presiden untuk menyiapkan kebutuhan dasar masyarakat dalam menghadapi Ramadan dan Idul Fitri. Produktivitas bawang kita untuk tahun ini cukup baik. Oleh karena itu untuk hari ini, kita bersama-sama mengirim ke DKI kurang lebih 30 truk,” tuturnya saat panen raya bawang merah di Desa Krasak, Kecamatan Brebes, Minggu (5/3/2023).
- Mentan: Petani Jangan Tergoda Jual Lahan ke Pengembang Perumahan
- Perbankan Jateng Komitmen Dukung Penyediaan Uang Rupiah Layak Edar dan Akselerasi QRIS
- Telkom Latih Eks Napiter Program Kewirausahaan
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen mengatakan, pemerintah terus berupaya agar harga bawang merah tetap stabil. Mulai dari penyiapan gudang pendingin, hingga pengaturan masa tanam bawang merah. Termasuk, komunikasi pola distribusi dari wilayah surplus komoditas ke wilayah yang minus.
“Komunikasi dengan wilayah lain, misal panen raya di Kabupaten Brebes, bisa kita limpahkan ke 34 kabupaten/kota lain. Jadi ketika panen raya, tidak ada lagi cerita harga bawang merah anjlok,” ujarnya dalam keterangan pers.
Wagub juga meminta jajaran Pemprov Jateng untuk mendukung hilirisasi produk yang dicanangkan pemerintah pusat. Perizinan usaha bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM), harus bisa dilakukan dengan jemput bola oleh dinas terkait. Sehingga, masyarakat dapat berinovasi dengan bahan yang sudah ada, kemudian muncul produk turunan yang siap dikonsumsi.
“Jadi dari hulu sudah ada, hilirnya kita olah, sehingga bisa menopang penghasilan. Bukan hanya kepada petaninya, tapi masyarakat (UMKM) sekitar. Saya mohon juga dari kepala dinas, harus jemput bola. Ditemani, dikawal, sampai benar-benar produksinya memiliki izin. Ini kewenangannya di kabupaten/ kota yang dekat mereka, harus lebih peka lagi mendeteksi,” tutur Gus Yasin, sapaan akrabnya. (-)