Muh Haris DPR RI: TPS3R Menjawab Masalah Sampah
Semarang, Jatengaja.com – Penguatan program Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) dinilai salah satu solusi strategis untuk mengatasi permasalahan sampah di Indonesia. Keberhasilan TPS3R dapat menjadi kunci dalam mengurangi beban sampah yang selama ini mendominasi tempat pembuangan akhir (TPA).
“Program TPS3R telah menunjukkan hasil yang positif di beberapa daerah, seperti pengurangan hingga 40% sampah yang masuk ke TPA. Namun, efektivitasnya masih perlu ditingkatkan secara merata di seluruh wilayah Indonesia,” ujar Anggota Komisi XII DPR RI, Muh Haris di sela-sela kegiatan resesnya di Semarang, Jawa Tengah.
- Hewat Waktu, Puluhan Ribu Kendaraan Melintas di Jalan Tol Fungsional Klaten-Prambanan Selama Libur Nataru
- Indonesia Sukses Raih Juara Umum World Pencak Silat Championship 2024 Ungguli Vietnam dan Malaysia
- Borong Raih 7 Penghargaan, Bawaslu Jateng Sabet Juara Umum SDMOD Award 2024
Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), Indonesia menghasilkan sekitar 40,2 juta ton sampah per tahun, dengan 57%-nya berupa sampah organik dan 17%-nya sampah plastik. Sementara itu, hanya sekitar 60,4% dari total sampah yang berhasil dikelola melalui pengurangan dan penanganan, sisanya masih mencemari lingkungan.
Di beberapa daerah, TPS3R telah menunjukkan keberhasilan. Sebagai contoh, TPS3R di Kota Bandung berhasil mengurangi hingga 35% sampah yang masuk ke TPA, sementara di Kota Bekasi, tingkat efektivitas pengelolaan sampah melalui TPS3R mencapai 70%.
Tantangan
Namun, efektivitas ini belum merata di seluruh Indonesia karena adanya tantangan seperti minimnya infrastruktur, rendahnya partisipasi masyarakat, dan terbatasnya anggaran operasional.
Haris menjelaskan bahwa salah satu tantangan utama dalam pengelolaan TPS3R adalah keterbatasan infrastruktur, rendahnya partisipasi masyarakat, serta minimnya dana operasional.
“Di banyak daerah, TPS3R belum optimal karena kurangnya fasilitas yang memadai, seperti mesin pencacah plastik dan komposter otomatis. Selain itu, masyarakat juga belum sepenuhnya memahami pentingnya memilah sampah dari sumber,” katanya.
Ia menekankan bahwa tanpa dukungan kebijakan yang tepat, TPS3R sulit untuk menjawab tantangan sampah nasional, yang mencapai 40 juta ton per tahun.
Muh Haris mengusulkan sejumlah langkah strategis untuk meningkatkan efektivitas program TPS3R di Indonesia. Pertama, pemerintah harus meningkatkan investasi dalam pengadaan infrastruktur pengelolaan sampah, seperti mesin pencacah plastik dan komposter otomatis, yang dapat meningkatkan kapasitas pengolahan di TPS3R. Kedua, diperlukan kampanye nasional yang masif untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memilah sampah dari sumber, khususnya di daerah yang belum memiliki sistem pengelolaan yang memadai.
- Jaga Keterbukaan Informasi Publik, BRI Dinobatkan Sebagai Badan Publik Terbaik Nasional
- Telkom Raih Peringkat 2 Keterbukaan Informasi Publik
- Bidik Ekspor ke AS, Dermaga dan Fasilitas Produksi SIG di Tuban Segera Rampung
Ketiga, pelibatan sektor swasta melalui program Extended Producer Responsibility (EPR) harus diperluas, sehingga perusahaan turut bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah dari produk yang mereka hasilkan. Keempat, pemanfaatan teknologi digital juga perlu didorong, misalnya dengan aplikasi pelaporan sampah untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi operasional TPS3R. Terakhir, pemerintah diharapkan memberikan insentif kepada masyarakat yang aktif dalam program daur ulang atau memilah sampah dari rumah tangga, sebagai bentuk apresiasi dan motivasi untuk berpartisipasi lebih aktif.
Muh Haris percaya bahwa dengan pelaksanaan strategi-strategi ini, TPS3R dapat menjadi solusi yang lebih efektif dalam mengatasi permasalahan sampah di Indonesia.
“Dukungan DPR akan difokuskan pada penguatan anggaran untuk program-program lingkungan seperti TPS3R, yang tidak hanya menyelesaikan masalah sampah, tetapi juga membuka peluang ekonomi, seperti pengembangan produk daur ulang dan kompos,” kata Haris.
Dalam kesempatan ini, Muh Haris juga mengajak pemerintah daerah, masyarakat, dan sektor swasta untuk bersama-sama memperkuat program TPS3R.
“Sampah adalah tanggung jawab bersama. Dengan kolaborasi yang baik, kita tidak hanya menyelesaikan masalah lingkungan, tetapi juga menciptakan ekosistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan,” tuturnya. (-)