Kenang Kartini, Rembang Gelar Lomba Karawitan dan Membantik
Rembang, Jatengaja.com - Dalam rangka memperingati Hari Kartini 2023, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang menggelar lomba karawitan dan membantik tingkat SMP dan SMA.
Puluhan orang yang kebanyakan akan perempuan remaja dengan semangat mengikuti lomba karawitan dan membatik digelar di kompleks Museum RA Kartini, Rembang, Rabu (12/4/2023).
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar), Kabupaten Rembang Mutaqin mengatakan, lomba digelar untuk mengembangkan dan melestarikan karawitan dan membatik.
- Disejajarkan dengan Narkoba di RUU Kesehatan, Tembakau Bisa Dipersepsikan Ilegal
- Kronologi Kredit Macet di Bank OCBC NISP oleh Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia
- Gagal, Mediasi Kredit Macet Bank OCBC NISP Rp 232 Miliar terhadap Susilo Wonowidjojo
- 866 Pejabat Fungsional Pemprov Jateng Harus Tandatangani Pakta Integrasi, Ganjar Tak Setuju Check Out
- Kasus Penyalahgunaan QRIS di Tempat Ibadah, Ini Imbauan BI
Sebab pada Rajeng Ajeng (RA) Kartini waktu muda juga sangat menyukai karawitan dan membatik sehingga untuk mengenang jasanya serta melestarikan budaya yang di Rembang.
“Digelarnya lomba ini tidak untuk menghidupkan, karena karawitan di Rembang tidak pernah mati. Melainkan, tujuannya mengembangkan dan melestarikan. Di samping mengenang jasa beliau (RA Kartini), yang suka membatik, karawitan, mainan anak kecil,” katanya dilansir dari jatengprov.go.id.
Salah satu lagu yang dilombakan, imbuh Mustaqin yakni gendhing Ginonjing. Gendhing yang sangat disukai oleh RA Kartini.
Sementara, Ketua TP PKK Kabupaten Rembang Hasiroh Hafidz menyampaikan, batik tulis Lasem sudah terkenal hingga menembus pasar ekspor.
Oleh karenanya, istri Bupati Rembang ini minta pihak terkait dapat terus mengembangkan produk kerajinan khas dari Lasem ini. Salah satunya, dengan melestarikan kemampuan membatik sejak dini.
“Untuk itulah digelar lomba membatik di tingkat SMP dan SMA. Karena, jika tidak diajari dari sekarang, tidak cinta, pasti anak- anak tidak mau untuk belajar membatik,” ungkap Hasiroh.
Begitu pun dengan lomba karawitan, lanjutnya, diharapkan dengan lomba tersebut dapat menarik minat dan nguri-nguri seni budaya Jawa. Sebab, jika dilupakan, dikhawatirkan generasi yang akan datang tidak mengenal karawitan. (-)