Kenaikan Harga Minyak Goreng Salah Satu Pemicu Inflasi Bulan Januari 2022 di Jateng Sebesar 0,43%

SetyoNt - Minggu, 06 Februari 2022 15:15 WIB
Kenaikan Harga Minyak Goreng Salah Satu Pemicu Inflasi Bulan Januari 2022 di Jateng Sebesar 0,43%

Semarang, Jatengaja.com - Provinsi Jawa Tengah (Jateng) pada bulan Januari 2022 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,43% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,76.

Untuk tingkat inflasi tahun ke tahun yakni Januari 2022 terhadap Januari 2021 sebesar 1,91%.

Penyebab utama inflasi di Jateng pada Januari 2022, dilansir dari laman jateng.bps.go.id, Minggu 6 Februari 2022 adalah kenaikan harga daging ayam ras, beras, bahan bakar rumah tangga, sabun detergen bubuk/cair,
dan minyak goreng.

Sedangkan penahan utama inflasi adalah penurunan harga cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, air kemasan, dan biaya administrasi transfer uang.

Dari enam kota IHK di Jateng semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kudus sebesar 0,77 persen dengan IHK sebesar 107,14 dan inflasi terendah terjadi di Kota Semarang sebesar 0,31% dengan IHK sebesar 107,82.

Untuk inflasi Kota Tegal sebesar 0,70% dengan IHK sebesar 108,65, Purwokerto sebesar 0,67% dengan IHK sebesar 107,87, Cilacap sebesar 0,66% dengan IHK sebesar 106,91, Kota Surakarta sebesar 0,41 persen dengan IHK sebesar 107,75.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok perlengkapan,
peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,97%.

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,94%, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,60%, kelompok perumahan, air, listrik, gas,
dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,30%.

Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,25%, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,23%, kelompok kesehatan sebesar 0,19%, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,09%, kelompok transportasi sebesar 0,06%, serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan
sebesar 0,01%.

Sedangkan kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan indeks serta relatif stabil. (-)

Editor: SetyoNt

RELATED NEWS