Kenaikan Harga Beras dan BBM Picu Inflasi Jateng Bulan September 2023 Sebesar 0,41%
Semarang, Jatengaja.com - Inflasi enam kota gabungan di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mencatatkan Indeks Harga Konsumen bulan September 2023 sebesar 0,41%, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,03%.
Capaian inflasi Jateng tersebut berada di atas inflasi nasional sebesar 0,19%. Inflasi gabungan enam kota IHK di Provinsi Jateng masih berada di rentang sasaran target inflasi, yaitu 3,0±1%.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jateng, Ndari Surjaningsih menyatakan penyebab inflasi di Jateng adalah kenaikan harga beras dan bahan bakar minyak (BBM).
- UMKM Masih Sulit Dapatkan KUR
- Es Teh Jumbo Merebak, Sampah Plastik Menggunung
- Pemprov Jateng Luncurkan KKPD untuk Sistem Pembayaran Belanja APBD
- Dua Batik Tulis Lasem, Rembang Dipajang di Museum Batik Indonesia
- Telah Dibuka Pendaftaran Anggota Badan Wakaf Indonesia, Ini Persyaratanya
“Harga menjadi penyumbang utama peningkatan inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami peningkatan inflasi sebesar 0,75 persen,” katanya, Selasa (3/9).
Peningkatan harga beras, lanjut Ndari antara lain dipicu seiring dengan produksi padi yang menurun akibat el nino, serta pembatasan ekspor beras dari negara penghasil seperti India.
Selain beras, sambung Ndari, kenaikan harga BBM juga menjadi penyebab utama kenaikan inflasi pada Kelompok Transportasi yang mencatatkan inflasi sebesar 1,05%.
Pada 1 September 2023, PT Pertamina menyesuaikan harga untuk beberapa jenis bahan bakar minyak, antara lain Pertamax dari Rp12.400/liter menjadi Rp13.300/liter, Pertamax Turbo dari Rp14.000/liter menjadi Rp15.900/liter, Dexlite dari Rp13.950 menjadi Rp16.350, dan Pertamina DEX dari Rp 13.300/liter menjadi Rp16.900/liter.
“Penahan kenaikan laju inflasi adalah menurunnya komoditas pangan seperti telur, daging ayam ras, bawang merah, dan aneka cabai,” ujarnya.
Penurunan harga telur dan daging ayam ras ini sejalan dengan permintaan masyarakat yang juga menurun, sedangkan harga cabai turun karena masih berlangsungnya musim panen di wilayah Jateng.
“Secara keseluruhan tahun 2023, inflasi IHK diperkirakan akan berada pada sasaran inflasi 3,0±1 persen,” tandas Ndari.
Untuk menjaga inflasi berada pada rentang target, Bank Indonesia bersama dengan para pemangku kepentingan di daerah dalam Forum TPID Provinsi Jawa Tengah akan terus berkoordinasi dan bekerja sama menyusun berbagai program pengendalian inflasi di Jawa Tengah.
“Program pengendalian inflasi tersebut ditujukan untuk menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi barang/komoditas di tengah proses pemulihan perekonomian pada tahun 2023,” ujar Ndari. (-)