Kemenkes Bolehkan Pasien Konfirmasi Omicron Isoman di Rumah, dengan Syarat Ini
Jakarta, Jatengaja.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membolehkan pasien yang konfirmasi Covid-19 varian Omicron untuk melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah.
Meski begitu, tidak semua pasien konfirmasi Omicron bisa melakukan karena ada sejumlah syarat yang harus diperhatikan agar penanganan pasien dapat dilakukan secara maksimal.
Ketentuan tersebut tercantum dalam Surat Edaran Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.01/MENKES/18/2022 tentang Pencegahan dan Pengendalian Kasus COVID-19 Varian Omicron yang ditetapkan pada 17 Januari 2022.
- Telkom Ungkap Strategi Bisnis Data Center melalui Sigma Tata Sadaya
- Selain Indonesia, Berikut Negara yang Melarang Transaksi dengan Kripto
- Ditpolair Polri Bongkar Sindikat Penyelewengan BBM Solar Subsidi di Jateng, Kerugian Rp 49,9 M
Surat Edaran ini merupakan revisi dari Surat Edaran Nomor HK.02.01/MENKES/1391/2021 tentang Pencegahan dan Pengendalian Kasus Covid-19 Varian Omicron yang ditetapkan pada 30 Desember 2021.
Dalam Surat Edaran tersebut isinya terdapat ketentuan yang menyatakan bahwa seluruh kasus probable dan konfirmasi varian Omicron baik yang bergejala maupun tidak bergejala harus dilakukan isolasi di rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan Covid-19.
“Ketentuan pencegahan dan pengendalian Covid-19 sekarang mengacu pada surat edaran yang baru, salah satunya tentang isolasi mandiri,” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmidzi di Jakarta dilansir kemenkes.go.id, Sabtu (22/1).
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Kesehatan RI yang baru Nomor HK.02.01/MENKES/18/2022 ditetapkan bahwa pasien konfirmasi Covid-19 tanpa gejala dan gejala ringan dapat melakukan isolasi mandiri jika memenuhi syarat klinis dan syarat rumah.
Syarat klinis pasien harus berusia 45 tahun ke bawah, tidak memiliki komorbid, dapat mengakses telemedicine atau layanan kesehatan lainnya, dan berkomitmen untuk tetap diisolasi sebelum diizinkan keluar.
Syarat rumah dan peralatan pendukung lainnya, pasien harus dapat tinggal di kamar terpisah, lebih baik lagi jika lantai terpisah, ada kamar mandi di dalam rumah terpisah dengan penghuni rumah lainnya, dan dapat mengakses pulse oksimeter.
“Bila pasien tidak memenuhi syarat klinis dan syarat rumah, maka pasien harus melakukan isolasi di fasilitas isolasi terpusat. Selama isolasi, pasien harus dalam pengawasan Puskesmas atau Satgas setempat,” kata Siti Nadia.
Isolasi terpusat dilakukan pada fasilitas publik yang dipersiapkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, atau swasta yang dikoordinasikan oleh Puskesmas dan dinas kesehatan. (-)