Kasus Kematian Bayi dan Ibu Melahirkan di Jateng 2025 Turun, Tapi Belum Signifikan

SetyoNt - Jumat, 12 September 2025 07:24 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yunita Dyah Suminar (kiri) menyampaikan kasus kematian bayi dan ibu melahirkan turun, tapi belum signifikan. (dok. Humas Pemprov Jateng)

Semarang, Jatengaja.com - Kasus kematian bayi dan ibu melahirkan di Jawa Tengah (Jateng) pada 2025 turun dibandingkan tahun sebelumnya, tapi penurunan belum siginfikan.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng Yunita Dyah Suminar mengatakan, rata-rata penyebab kematian bayi dan ibu melairkan antara lain pendarahan, infeksi, dan eklampsia.

Ia menyebutkan kasus kematian bayi dan ibu melahirkan di Jateng pada 2024 tercatat sebanyak 427 jiwa, sedangkan pada 2025 hingga Agustus tercatat mencapai sebanyak 270 jiwa.

“Dibandingkan tahun lalu kasusnya sudah turun, tetapi menurut kami belum signifikan, sehingga perlu ditekan lagi,” kata Yunita saat mendampingi Gubernur Jateng Ahmad Luthfi menerima audiensi Dekan dan peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip), di Kantor Gubernur di Semarang, Kamis (11/9/2025).

Lebih lanjut Yunita menyatakan, Dinkes Jateng sudah memberikan fasilitas untuk mencegah kasus kematian bayi dan ibu melahirkan, antara lain pelayanan enam kali periksa dan dua kali USG gratis untuk ibu hamil, kemudian pendampingan pada kehamilan risiko tinggi.

“Angka kematian ibu dan bayi itu bisa dicegah. Banyak unsurnya seperti dari sisi fasilitasnya, SDM, dan masyarakatnya,” ujarnya.

Yunita menambahkan peran dari Fakultas Kedokteran Undip yang turun ke lapangan dengan melibatkan ahli dari Inggris itu, akan sangat membantu Dinas Kesehatan.

“Fakta yang diperoleh di lapangan, bisa menjadi dasar dalam mengatasi persoalan tersebut,” katanya.

Gubernur Jateng Ahmad Luthfi, mengapresiasi langkah Fakultas Kedokteran Undip untuk membantu menurunkan angka kematian ibu dan bayi saat melahirkan.

Disampaikan, program dokter Spesialis Keliling (Speling) yang dia gagas bersama Wagub Taj Yasin, hingga kini sudah berjalan bagus, namun masih ada kendala kurangnya dokter spesialis.

“Makanya saya minta bantuan universitas yang punya dokter spesialis untuk turun,” ujaranya.

Sementara, Dekan Fakultas Kedokteran Undip, Yan Wisnu Prajoko mengatakan, kunjungannya ke Kantor Gubernur itu untuk melaporkan upaya-upaya yang dilakukan, dalam memperbaiki atau menurunkan angka kematian bayi dan ibu melahirkan.

Tim dari Fakultas Kedokteran Undip, lanjut ia, telah melakukan penelitian dan pengamatan di Kabupaten Brebes, berkaitan dengan sumber daya manusia, tenaga kesehatan, fasilitas, kecepatan respons darurat, dan lainnya.

“Kita akan berputar, tidak hanya di Brebes, tetapi juga di kabupaten lain berdasarkan masukan dari Dinas Kesehatan. Setiap daerah itu punya problematika sendiri-sendiri. Maka dari itu, kami dari akademisi akan turun mencari problematika spesifik tersebut, dan mencoba mencari jalan keluarnya,” jelasnya. (-)

Editor: SetyoNt

RELATED NEWS