Kalah Gugatan Nikel di WTO, Presiden Perintahkan Banding

Sulistya - Rabu, 30 November 2022 21:21 WIB
Tangkapan Layar Presiden Jokowi pada acara Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2022: Hilirisasi dan Kemitraan untuk Investasi Berkeadilan (YouTube Kementerian Investasi - BKPM)

Jakarta, Jatengaja.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, Indonesia akan melawan gugatan yang dilayangkan oleh Uni Eropa melalui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk ekspor bijih nikel.

Menurut Presiden, Indonesia mendapatkan nilai tambah yang sangat besar dari ekspor nikel dan hilirasinya.

"Sekali lagi meskipun kita kalah di WTO, kita digugat oleh Uni Eropa, enggak apa-apa, saya sampaikan ke menteri untuk banding," ujar Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi, Rabu, 30 November 2022.

Sebagai informasi, Indonesia kalah gugatan di WTO oleh Uni Eropa. Adapun hasil putusan panel WTO yang dicatat dalam sengketa DS 592 sudah muncul pada 17 Oktober 2022.

Dikutip dari www.trenasia.com, isi dalam putusan tersebut yaitu memutuskan bahwa kebijakan ekspor dan kewajiban pengolahan dan pemurian mineral nikel di Indonesia terbukti melanggar ketentuan WTO pasal XI.1 GATT 1994 dan tidak dapat dijustifikasi dengan pasal XI.2 (a) dan XX (d) GATT 1994.

Kemudian, dalam final panel report itu juga berisi panel menolak pembelaan yang diajukan oleh pemerintah Indonesia terkait dengan keterbatasan jumlah cadangan nikel nasional serta melaksanakan good mining practice sebagai dasar pembelaan.

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ,Arifin Tasrif mengatakan, keputusan panel belum memiliki kekuatan hukum tetap.

Maka Indonesia tidak perlu mengubah peraturan atau bahkan mencabut kebijakan yang dianggap tidak sesuai sebelum keputusan sengketa diadopsi Dispute Settlement Body (DSB).

Potensi Ekspor

Arifin mengungkapkan pada tujuh tahun yang lalu, pemerintah mengekspor bahan mentah dengan nilai setahun hanya mencapai US$1,1 miliar atau Rp19-20 triliun, karena ia mengklaim yang diekspor adalah raw material.

Ia menambahkan, setelah Indonesia memiliki smelter dan industri serta turunannya, pada tahun 2021 kemarin, ekspor di Tanah Air mencapai US$20,8 miliar, sudah lebih dari Rp327 triliun. (Kurs Rp15.737 per dolar Amerika Serikat)

"Ekspor kita sudah US$20,8 miliar. Artinya sudah 18 kali lipat kita hitung nilai tambahnya," ungkapnya dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi, Rabu, 30 November 2022. (-)

Editor: Sulistya
Bagikan

RELATED NEWS