Joko Haryanto Prihatin Siswa SMK Negeri di Bulakamba Brebes Dikeluarkan Gegara Bolos Sekolah
Semarang, Jatengaja.com - Anggota Komisi E DPRD Jateng, Joko Hariyanto merasa prihatin tindakan kepala sekolah SMK Negeri 1 Bulakamba Brebes yang mengeluarkan siswa kelas XII.
Siswa kelas XII SMK Negeri 1 Bulakamba Brebes bernama Yahya Dinova dikeluarkan dari sekolah karena dinilai sering membolos.
“Saya sebagai wakil rakyat merasa prihatin karena siswa bersangkutan tinggal menghitung hari mengikuti ujian akhir di sekolah,” kata Joko Hariyanto, kepada awak media di Semarang, Rabu (28/9).
- Fly Over Ganefo Mranggen-Demak Dilakukan Uji Coba, Oktober Mendatang Dibuka Penuh
- Produk Minuman Berpemanis Dalam Kemasan dan Plastik Bakal Kena Cukai Pada Tahun 2023
- Ganjar Minta Bupati dan Wali Kota Segera Inventarisasi Persoalan Agraria di Daerah
- Ganjar Ajak Mahasiswa Demo Dampingi Pembagian BLT Pengalihan Subsidi BBM
- New Honda Vario 125 Dibanderol Mulai Rp22,35 Juta, Simak Kecanggihannya
Menurut Joko, kenakalan sebatas membolos sekolah semestinya masih bisa ditoleransi, kecuali siswa tersebut melanggar norma hukum silahkan dikeluarkan.
Jika siswa itu dikeluarkan dengan alasan sering tidak masuk sekolah, menunjukkan kepala sekolah telah gagal dalam membimbing anak didiknya.
“Saya sudah mengajukan diri sebagai jaminan kalau siswa tersebut sanggup untuk menyelesaikan sekolah hingga ujian. Tetapi, kepala sekolah bilang, kalau bapaknya sudah tanda tangan menerima dikeluarkan,” ujarnya.
Kebijakan kepala sekolah SMK Negeri 1 Bulakamba mengeluarkan siswa dari bukan jalan terbaik, menurut Joko justru akan menambah masalah karena secara psikis siswa terganggu dan dikhawatirkan akan menjadi anak jalanan yang tidak tidak terarah.
Oleh karenanya, anggota DPRD Jateng ini meminta Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo segera melakukan evaluasi terhadap kepala sekolah SMK Negeri 1 Bulakamba.
“Pak Ganjar, sebagai Gubernur mohon dievaluasi kepala sekolah yang seperti ini. Harapan Pak Ganjar, mungkin dengan seorang wanita dijadikan kepala sekolah biar lebih mempunyai hati dan empati, ternyata lebih kejam daripada seorang laki-laki,” katanya.
Adanya permasalahan tersebut, Joko Haryanto pernah menyampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan Jateng namun belum mendapatkan respon dari dinas yang berkaitan.
"Persoalan pendidikan seperti di Brebes, sudah disampaikan kepada kepala dinas juga tidak ada respon. Tentunya, saya sebagai wakil rakyat prihatin yang membidangi pendidikan, hal seperti ini tidak terjadi lagi,” ujarnya. (-)
Penulis : Dickri Tifani Badi