Jateng Berangkatkan 73 Transmigran ke Tanah Harapan di Wilayah Indonesia Timur
Semarang, Jatengaja.com - Sebanyak 19 kepala keluarga (KK) atau 73 warga transmigran asal Jawa Tengah diberangkatkan ke tujuan transmigrasi di wilayah Indonesia Timur.
Sebelum berangkat ke tanah harapan transmigrasi, mereka dibekali berbagai keterampilan, mulai dari pertanian hingga perbaikan alat listrik, guna meningkatkan kualitas hidup di perantauan.
Kepala Disnakertrans Jawa Tengah (Jateng) Ahmad Azis mengatakan, program transmigrasi 2025 diikuti sebanyak 19 kepala keluarga atau 73 jiwa, yang berasal dari berbagai kabupaten dan kota.
- TelkomGroup Percepat Perbaikan BTS di Lokasi Bencana
- Rektor Undip Lepas Bantuan Mesin Penjernih Air ke Wilayah Bencana Sumbar
- IDCloudHost Ekspansi Dedicated Server, Dukung Operasional Perusahaan dan DRC
- RUPSLB Telkom Setujui Spin-off InfraNexia
- Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UTU, Budayakan Bedah Buku Membangun Inspirasi Gen Z
“Mereka disaring dari sekitar 400 kepala keluarga atau 1.600 jiwa, yang mendaftar sebagai calon transmigran pada 2025,” kata Azis di sela pemberangkatan transmigran di kantor Disnakertrans Jateng di Semarang, Selasa 16 Desember 2025.
Ke-73 jiwa transmigran berasal dari 17 kabupaten dan kota yakni Kabupaten Semarang, Rembang, Kota Salatiga, Kabupaten Magelang, Batang, Blora, Pekalongan, Klaten, Sragen, Pemalang, Kota Tegal, Kabupaten Grobogan, Demak, Kebumen, Purworejo, Kota Surakarta, dan Kota Semarang.
Sedangkan tujuannya adalah Waleh, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara; Torire Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah; Taramanu Tua, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat; serta Lagading, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan.
Azis menjelaskan para transmigran diberikan lahan usaha beserta pekarangan seluas satu hectare, serta bantuan dari UPZ, perbenihan, serta pelatihan dasar di balai latihan kerja (BLK), mulai dari pertanian, peternakan, hingga perbaikan alat rumah tangga.
“Pada tahun pertama, para transmigran juga menerima jatah hidup berupa bahan kebutuhan pokok sambil menunggu hasil dari lahan yang dikelola. Berharap para transmigran mampu menata kehidupan baru secara mandiri dan berkelanjutan, di daerah tujuan,” ujarnya.
Sementara, calon transmigran asal Kabupaten Pekalongan, Sri Parwiti, bersama suaminya Andi Suprapto serta empat anaknya, akan menuju Taramanu Tua, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat manyatakan mengikuti program transmigrasi, sudah terlintas dalam benaknya sejak tiga tahun lalu.
“Senang sekali, ini mimpi kami. Kami mendaftar sejak 2022, bahkan sempat berpindah ke daerah lain, tapi tidak ada kuota. Kemudian kami kembali ke Jawa Tengah. Alhamdulillah, baru satu tahun sudah dipanggil,” ujarnya.
Parwiti mengatakan, motivasi utama mengikuti program transmigrasi adalah untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarga.
“Di tanah harapan saya bersama suaminya bertekad bekerja keras serta memanfaatkan fasilitas dari pemerintah agar bisa hidup lebih sejahtera,” katanya. (-)
