Jangan Biarkan Darah dan Air Mata Pejuang Mengalir Sia-Sia

Sulistya - Rabu, 10 November 2021 12:16 WIB
Upacara peringatan Hari Pahlawan yang diadakan di Dukuh Weru, Desa Temurejo, Blora, Jawa Tengah, Rabu (10/11/2021).

Jatengaja.com/dok/Humas Pemprov Jateng

Upacara peringatan Hari Pahlawan yang diadakan di Dukuh Weru, Desa Temurejo, Blora, Jawa Tengah, Rabu (10/11/2021).

Blora, Jatengaja.com – “Saat ini, kita yang menikmati rasanya merdeka, terus dan akan tetap berdiri di atas tulang, darah dan sayatan daging bahkan di atas air mata para pahlawan. Tidak ada alasan bagi kita untuk main-main, apalagi mempermainkan Keindonesiaan kita. Ayo kita buktikan, bahwa darah dan air mata pejuang yang jatuh ke tanah tidak percuma. Duka dan lara dari ribuan pertempuran pendahulu kita, tidak sia-sia. Selamat Hari Pahlawan!”

Pidato Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo itu menggema di sebuah desa kecil di Blora, Rabu (10/11). Dukuh Weru Desa Temurejo namanya. Di desa itulah, Ganjar menggelar upacara peringatan Hari Pahlawan.

Bukan tanpa alasan Ganjar memilih upacara di desa kecil itu. Sebab di desa itulah, bersemayam makam pejuang yang mendapat julukan Singa Betina dari Aceh. Pocut Meurah Intan.

Gubernur sebelumnya telah datang bersama mahasiswa dan masyarakat Aceh di Semarang untuk ziarah dan membersihkan makam Pocut Meurah Intan. Setelah itu, ia meminta agar upacara Hari Pahlawan digelar di dekat makam tersebut.

Upacara digelar sangat sederhana. Tempatnya pun kecil, di lapangan pinggir desa yang dikelilingi persawahan. Namun, upacara tetap berjalan khidmad dan penuh makna.

Merawat Makam

"Di tempat ini, bersemayam jenazah pejuang dari Aceh. Pocut Meurah Intan, yang orang sini biasa memanggil Mbah Cut. Warga sini telah merawat makam beliau. Ini membuktikan, bahwa kepahlawanan tidak memandang apa sukunya, rasnya maupun agamanya. Selagi berjuang untuk Indonesia Raya, mereka adalah pahlawan kita," kata gubernur.

Maka Ganjar memberikan hormat setinggi-tingginya pada masyarakat yang telah merawat makam Pocut Meurah Intan. Hormat juga ia sampaikan pada masyarakat Makassar yang telah merawat makam Pangeran Diponegoro, masyarakat Sumedang yang merawat makam Cut Nyak Dien, dan masyarakat Minahasa yang merawat makam Tuanku Imam Bonjol.

"Penghormatan tinggi juga kita sampaikan pada saudara kita di Afrika Selatan yang menghormati dan merawat makam Syekh Yusuf dari Goa Sulawesi Selatan," katanya.

Peringatan Hari Pahlawan ini lanjut Ganjar menjadi momentum bagi bangsa untuk melihat lebih luas samudera perjuangan bangsa. Ribuan pertempuran telah dijalani, jutaan pahlawan telah gugur demi merebut dan mempertahankan kemerdekaan.

"Kita yang menikmati rasanya merdeka ini, terus dan akan tetap berdiri di atas tulang, darah bahkan air mata mereka. Tidak ada alasan bagi kita untuk main-main, apalagi mempermainkan Keindonesiaan kita," katanya. (-)

Editor: Sulistya

RELATED NEWS