GP Jamu Jateng Gembira, Unesco Tetapkan Jamu Jadi Warisan Budaya Tak Benda Tingkat Dunia

SetyoNt - Sabtu, 09 Desember 2023 20:38 WIB
GP Jamu Jateng Gembira, Unesco Tetapkan Jamu Jadi Warisan Budaya Tak Benda Tingkat Dunia (Jatengaja.com/internet)

Semarang, Jatengaja.com - Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (Unesco) menetapkan budaya sehat jamu sebagai warisan budaya tak benda tingkat dunia.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha (GP) Jamu Jawa Tengah, Stefanus Handoyo Saputra menyambut gembira penetapan Unesco tersebut, karena berpeluang membawa minuman herbal ke kancah internasional.

“Kami senang mendengan kabar ini. Karena kami dulu juga ikut mengusulkan budaya sehat jamu menjadi warisan budaya tak benda nasional (2019) lewat Disdikbud Jateng. Kemudian dari nasional ditetapkan Unescso,” katanya dilansir dari jatengprov.go.id, Jumat (8/12/2023).

Penetapan status budaya sehat jamu sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) tingkat dunia dilakukan di Kota Kasane, Botswana, oleh Komite Konvensi WBTB (Intangible Cultural Heritage/ICH), Rabu 6 Desember 2023.

Menurut Handoyo, ada beberapa keuntungan yang didapat setelah jamu diakui Unesco sebagai WBTB tingkat dunia, antara lain mengakselerasi pengembangan jamu sebagai brand Indonesia, pengakuan hak paten jamu adalah milik Indonesia, dan peluang meningkatkan kerja sama tingkat internasional.

“Tentu saja memberikan rasa bangga sebagai warga bangsa Indonesia atas penetapan ini. Kami melestarikan jamu agar bertahan sepanjang masa,” tandasnya.

Handoyo mengatakan, jamu memiliki historisitas panjang di bumi nusantara. “Inskripsi jamu terpahat dalam relief Karmawibangga, yang terdapat di Candi Borobudur,” ujarnya.

Ada pula relief di Candi Rimbi tahun 1329 Masehi, Prasasti Madhawapura 1305 Masehi, Serat Centhini 1814 Masehi, dan Situs Liyangan 800 Masehi.

Kemudian Industri jamu di Indonesia, tercatat, berkembang jauh sebelum pengumuman Kemerdekaan RI.

Dimulai pada 1820 Masehi dari sebuah industri rumahan di Jateng, kemudian menyebar ke pulau lain di Indonesia. Pada 1900, tumbuh industri jamu yang menjadi pabrik-pabrik besar, seperti Jamu Jago, Nyonya Meneer, Sido Muncul, Jamu Borobudur, Jamu Dami, hingga Jamu Air Mancur.

Kini, jumlah industri ekstrak bahan alam di Jateng ada tujuh, industri obat tradisional (IOT) ada 16, termasuk di dalamnya Sido Muncul, Jamu Jago, Borobudur, Deltomed dan Air Mancur. Usaha Kecil Obat Tradisional ada 153 unit, Usaha Mikro Obat Tradisional ada 264 unit.

Selain itu, ada pula ribuan jamu gendong, yang kebanyakan ada di Sukoharjo, Demak, Banyumas, dan sebagainya. (-)

Editor: SetyoNt
Tags unescoIndonesiaJamuBagikan

RELATED NEWS