Ganjar Instruksikan ESDM Pantau Potensi Konsumen Pindah ke Gas Melon 3 Kg
Semarang, Jatengaja.com – Pascakenaikkan harga gas LPG non subsidi, Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo menginstruksikan kepada kepala Dinas ESDM Jateng berkoordinasi dengan Pertamina memantau terjadinya perpindahan atau konversi konsumen ke gas Melon 3 Kg.
Menurutnya, kenaikkan harga gas LPG non subsidi menimbulkan kekhawatiran terkait distribusi gas LPG melon 3 Kg karena potensi perpindahan atau konversi konsumen gas non subsidi ke gas subsidi.
“Saya sudah kontak kepala Dinas ESDM Jateng meminta untuk komunikasi dengan Pertamina. Hati-hati konversi ke dalam LPG 3 Kg akan terjadi,” kata Gubernur Jateng, Ganjar saat mengukuti pelantikan pengurus BPD HIPMI Jateng secara daring, Jumat (4/3).
- Pengamat Prediksikan Penjualan Properti Rumah Pada 2022 Naik 20%, Capai Rp110 Triliun
- Produksi Beras di Jateng Pada 2021 Mencapai 5,53 Juta Ton Meningkat 1,36% Atas Tahun Lalu
- Mulai 3 Maret, Pertamina Naikkan Harga BBM Non Subsidi, Dexlite Jadi Rp12.950 Per Liter
Masyarakat yang merasa keberatan membeli LPG nonsubsidi, imbuh Ganjar dikhawatirkan akan beralih ke gas LPG 3 Kg yang tidak ada restriksi yang ketat.
“Ini harus diantisipasi agar tindak menimbulkan gejolak di masyarakat,” ujar Gubernur Jateng.
Seperti diketahui mulai Minggu 27 Februari 2022 harga gas LPG non subsidi Bright Gas kapasaitas 5,5 Kg naik menjadi Rp88.000 sedangkan untuk kapasitas 12 Kg naik menjadi Rp187.000.
Sementara, Kepala Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Jateng, Sujarwanto, mengatakan ada dua poin penting dari instruksi gubernur yakni pertama, memastikan pasokan tetap terjaga dan kedua, memantau potensi terjadi migrasi dari nonsubsidi ke gas LPG 3 Kg.
Indikasi terjadi perpindahan atau migrasi bisa dibaca kalau permintaan gas LPG 3 Kg naik sementara penjualan gas LPG non subsidi turun.
“Kami pantau bersama Pertamina dan Hiwana Migas serta 12 kantor cabang dinas. Kita formalisasi juga penugasan kepada Pertamina dan Hiswana Migas itu dengan surat dari dinas,” ujarnya.
Menurut Sujarwanto hingga hari kelima pascakenaikan harga pada 27 Februari 2022 lalu, belum ada indikasi migrasi konsumen gas nonsubsidi ke gas subsidi.
“Permintaan masyarakat masih wajar dan stok juga masih aman, baik gas nonsubsidi maupun gas subsidi. Kita menjaga agar tidak terjadi migrasi,” ujarnya.
Sudjarwanto menambahan bila terjadi migrasi maka kewenangan ESDM sebatas pantauan untuk meluruskan distribusinya.
“Harapan kita dapat tepat sasaran. Kawan pengusaha serta rumah tangga agar tidak tergantung gas elpiji. Ada yang kita sarankan ke kompor listrik atau kompor induksi karena lebih hemat dibandingkan gas LPG 3 kg. Kita coba hemat energi. Masyarakat harus menggunakan energi seperlunya,” katanya. (-)