Dosen FPP Undip Latih Peternak Itik di Kendal Membuat Pakan Murah Kaya Sinbiotik
Semarang, Jatengaja.com – Dosen Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang memberikan pelatihan membuat pakan ternak murah kepada para peternak itik di Kaliwungu Kendal.
Pelatihan diberikan kepada peternak itik di Desa Turunrejo Kecamatan Brangsong dan Desa Kumpulrejo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal.
Selama ini hasil para peternak itik di dua desa itu produktivitasnya rendah akibat harga pakan yang mahal serta dilarangnya penggunaan antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan.
- Ganjar Tak Puas Atas Pengerjaan Proyek Jalan Perbatasan Kebumen-Banjarnegara Senilai Rp7 Miliar
- 3 Gelar Disabet BTN Dalam Ajang BUMN Award
- Persiapan Piala Dunia, Timnas U-20 Indonesia Melanjutkan Pemusatan Latihan di Spanyol
- Dorong Peningkatan Kapasitas SDM, BCA Gelar Pelatihan Team Building Desa Binaan Kampung Adat Sijunjung dan Desa Silokek
- Januari-Oktober, SIG Salurkan Bantuan Fasilitas Pendidikan Rp2,24 Miliar
Oleh karenanya, dosen FPP Undip diketuai Istna Mangisah melakukan pengabdian masyarakat dengan memberikan pendampingan dan pelatihan kepada peternak itik di Desa Turunrejo Kecamatan Brangsong dan Desa Kumpulrejo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal.
“Pendampingan direncanakan akan dilaksanakan selama dua tahun. Tahun pertama dititikberatkan pada pelatihan kepada peternak itik dalam meproduksi pakan murah berbasis limbah dan kaya sinbiotik,” ujar Istna dalam rilis, Rabu (16/11).
Sinbiotik, lanjut Istna merupakan kombinasi probiotik dan prebiotik yang memberi manfaat besar terhadap produktivitas itik karena dapat memperbaiki mikroflora usus dan memacu pertumbuhan bakteri menguntungkan, meningkatkan ketahanan tubuh, menurunkan mortalitas dan memperbaiki kesehatan ternak serta memperbaiki performan ungags itik, puyuh, dan ayam.
Pemberian sinbiotik memiliki efek yang lebih baik dibandingkan pemberian probiotik dan prebiotik secara terpisah, karena substrat spesifiknya tersedia untuk fermentasi.
“Pembuatan sinbiotik yang murah dan mudah, dilakukan juga pelatihan formulasi ransum berbasis bahan pakan limbah, baik dari limbah pertanian, limbah industri maupun limbah rumah tangga,” ujarnya.
Ransum yang murah diperoleh dengan memanfaatkan potensi bahan lokal dan limbah yang ada. Untuk itu peternak juga diberikan pelatihan pengolahan limbah rumah tangga untuk budidaya maggot.
Menurut Guru Besar Undip, Prof. Vitus Dwi Yunianto B.I yang terlibat aktif dalam kegiatan ini, maggot merupakan larva dari lalat hitam BSF, yang kandungan proteinnya tinggi mencapai 38% dan dapat diberikan kepada ternak unggas.
- Tingkatkan Edukasi Masyarakat, MNR Hadirkan Beragam Inovasi di 4 Kebun Raya
- Astra Gelar Lomba Foto dan Anugerah Pewarta 2022 Berhadiah Motor Honda PCX e:HEV
- SIG Tingkatkan Talenta Digital melalui Pembelajaran Platform Digital dan Beasiswa
“Sampai saat ini, berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa maggot aman digunakan sebagai campuran pakan untuk ternak unggas, karena lalat BSF bukan vector pembawa penyakit,” jelasnya.
Tim Pengabdian menyerahkan bantuan berupa pakan itik sebanyak 6 kuintal, sinbiotik 20 L, bibit maggot (telur) sebanyak 120 gram, dan seperangkat peralatan untuk budidaya maggot.
Kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat memberi kontribusi untuk meningkatkan produktivitas ternak, penyediaan pangan hewani yang sehat dan juga meningkatkan ekonomi masyarakat pedesaan. (-)