Dosen FPP Undip Latih Peternak Itik di Kendal Membuat Pakan Murah Kaya Sinbiotik

SetyoNt - Rabu, 16 November 2022 17:41 WIB
Dosen FPP Undip Latih Peternak Itik di Kendal Membuat Pakan Murah Kaya Sinbiotik (Jatengaaja.com/dok. Humas Undip)

Semarang, Jatengaja.com – Dosen Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang memberikan pelatihan membuat pakan ternak murah kepada para peternak itik di Kaliwungu Kendal.

Pelatihan diberikan kepada peternak itik di Desa Turunrejo Kecamatan Brangsong dan Desa Kumpulrejo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal.

Selama ini hasil para peternak itik di dua desa itu produktivitasnya rendah akibat harga pakan yang mahal serta dilarangnya penggunaan antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan.

Oleh karenanya, dosen FPP Undip diketuai Istna Mangisah melakukan pengabdian masyarakat dengan memberikan pendampingan dan pelatihan kepada peternak itik di Desa Turunrejo Kecamatan Brangsong dan Desa Kumpulrejo Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal.

“Pendampingan direncanakan akan dilaksanakan selama dua tahun. Tahun pertama dititikberatkan pada pelatihan kepada peternak itik dalam meproduksi pakan murah berbasis limbah dan kaya sinbiotik,” ujar Istna dalam rilis, Rabu (16/11).

Sinbiotik, lanjut Istna merupakan kombinasi probiotik dan prebiotik yang memberi manfaat besar terhadap produktivitas itik karena dapat memperbaiki mikroflora usus dan memacu pertumbuhan bakteri menguntungkan, meningkatkan ketahanan tubuh, menurunkan mortalitas dan memperbaiki kesehatan ternak serta memperbaiki performan ungags itik, puyuh, dan ayam.

Pemberian sinbiotik memiliki efek yang lebih baik dibandingkan pemberian probiotik dan prebiotik secara terpisah, karena substrat spesifiknya tersedia untuk fermentasi.

“Pembuatan sinbiotik yang murah dan mudah, dilakukan juga pelatihan formulasi ransum berbasis bahan pakan limbah, baik dari limbah pertanian, limbah industri maupun limbah rumah tangga,” ujarnya.

Ransum yang murah diperoleh dengan memanfaatkan potensi bahan lokal dan limbah yang ada. Untuk itu peternak juga diberikan pelatihan pengolahan limbah rumah tangga untuk budidaya maggot.

Menurut Guru Besar Undip, Prof. Vitus Dwi Yunianto B.I yang terlibat aktif dalam kegiatan ini, maggot merupakan larva dari lalat hitam BSF, yang kandungan proteinnya tinggi mencapai 38% dan dapat diberikan kepada ternak unggas.

“Sampai saat ini, berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa maggot aman digunakan sebagai campuran pakan untuk ternak unggas, karena lalat BSF bukan vector pembawa penyakit,” jelasnya.

Tim Pengabdian menyerahkan bantuan berupa pakan itik sebanyak 6 kuintal, sinbiotik 20 L, bibit maggot (telur) sebanyak 120 gram, dan seperangkat peralatan untuk budidaya maggot.

Kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat memberi kontribusi untuk meningkatkan produktivitas ternak, penyediaan pangan hewani yang sehat dan juga meningkatkan ekonomi masyarakat pedesaan. (-)

Editor: SetyoNt

RELATED NEWS