Ganjar Tak Puas Atas Pengerjaan Proyek Jalan Perbatasan Kebumen-Banjarnegara Senilai Rp7 Miliar
Kebumen, Jatengaja.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo menyebut hasil pengerjaan proyek jalan di Desa Karanggayam, Ruas Jalan Lokidang, perbatasan Kebumen-Banjarnegara tidak memuaskan.
Jalan sepanjang 2,3 km tersebut dibangun dengan bantuan keuangan pemerintah provinsi Jateng senilai Rp7 miliar
Menurut Ganjar dari hasil pengecekan di lapangan pengerjaan proyek jalan di Desa Karanggayam, Ruas Jalan Lokidang, perbatasan Kebumen-Banjarnegara secara fisil hasilnya kurang maksimal.
- Persiapan Piala Dunia, Timnas U-20 Indonesia Melanjutkan Pemusatan Latihan di Spanyol
- Dorong Peningkatan Kapasitas SDM, BCA Gelar Pelatihan Team Building Desa Binaan Kampung Adat Sijunjung dan Desa Silokek
- Januari-Oktober, SIG Salurkan Bantuan Fasilitas Pendidikan Rp2,24 Miliar
- Telkom dan Google Cloud Kolaborasi Majukan Agenda Transformasi Digital
- KTT G20 di Bali Resmi Dibuka Presiden Jokowi, Berikut Daftar Pemimpin Negara yang Hadir
Sebab di beberapa bagian tampak dikerjakan tidak maksimal dan rawan terjadi kerusakan karena terlihat retakan di struktur betonnya.
Selain itu, ada pula bagian beton bekas gorong-gorong yang ditutup seadanya dan terkesan menggantung sehingga rawan ables.
“Seringkali penyedia jasa itu kalau ngerjain seolah-olah sudah cingcai begitu, nyebahi itu, nyebelin. Terus kemudian seolah-olah tidak pernah dicek terus begitu saja,” ujar Ganjar saat meninjau ke lapangan jalan tersebut, Selasa (15/11).
Dalam peninjauan itu Gubernur Jateng didampingi Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto dan Kepala Dinas PU, Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Jateng, AR Hanung Triyono.
Jalan perbatasan Kebumen-Banjarnegara tersebut sebelumnya dalam kondisi rusak parah dan sering dipenuhi lumpur kemudian ditingkatkan dengan betonisasi, menghabiskan anggaran sebesar Rp 7 Miliar dari bantuan keuangan provinsi Jateng.
Ganjar menambahkan, penyedia jasa tidak merapikan dengan baik finishing dari fisik jalan tersebut, misalnya di bagian kanan kiri yang tidak dirapikan dan sampah proyek dibiarkan begitu saja.
“Saya khawatir bahaya. Nanti saya suruh cek semuanya. Jadi dicek betul, kalau masih kurang baik jangan diterima. Balikin kita kasih hukuman. Jadi semua duit rakyat ya jangan dimainin gitu untuk penyedia jasa,” tandasnya.
Temuan seperti ini, imbuh Ganjar, yang membuatnya akan terus melakukan pengecekan pada tiap bankeu provinsi Jateng yang diberikan.
“Penyedia jada tak boleh lepas tangan meskipun pekerjaan fisik sudah selesai. Kontraktornya kan pasti berijazah, punya pengalaman, kalau kayak gini nggak ya nanti terima risiko,” katanya. (-)