BBWS Pemali Juana Tutup Tanggul Jebol di Sungai Tuntang Grobogan, Air Tak Lagi Genangi Rumah Warga

Semarang, Jatengaja.com - Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana berhasil menutup sejumlah titik tanggul Sungai Tuntang yang jebol di wilayah Kabupaten Grobogan.
Seperti diketahui akibat jebolnya sejumlah titik tanggul Sungai Tuntang tersebut mengakibatkan bencana banjir di sejumlah wilayah di Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan.
Kepala BBWS Pemali Juana, Fikri Abdurrahman menyatakan, berkat kerja keras akhirnya tanggul yang jebol berhasil ditutup sehingga air tidak lagi keluar mengenangi rumah warga.
- Super Apps BRImo Bantu Ibadah Zakat Jadi Mudah dan Cepat
- BRI Pimpin Pasar! Brand Value Tertinggi di Indonesia dan 323 di Dunia
- Safari Dakwah Syekh Palestina di SDIT-SMPIT Izzatul Islam Getasan
- Santunan untuk Yatim Piatu dan Lansia Dhuafa
- Tokoh Jateng Ikut Menjaga Stabilitas Ekonomi
“Kita sudah bisa menutup tanggul pada hari Rabu (12/3), air sudah tak mengalir lagi ke luar tanggul. Alhamdulillah berhasil berkat dorongan bapak Gubernur,” kata Fikri akhir pecan lalu.
Sebelumnya Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi menginstruksikan penutupan tiga tanggul jebol di Sungai Tuntang Kabupaten Grobogan maksimal dalam waktu dua hari.
Ada tiga titik tanggul yang jebol di sungai tersebut dengan ukuran berbeda-beda, meliputi satu titik di Desa Baturagung Kecamatan Gubug, satu titik di Desa Papanrejo Kecamatan Gubug, dan satu titik di Desa Sukoreko Kecamatan Tegowanu.
"Saya tidak mau tahu, besok sing penting tertutup tanggul yang jebo. Kalau tidak tertutup, kasihan. Karena aliran air terus menggenangi rumah warga," katanya usai mengecek proses penutupan tanggul jebol di Desa Baturagung, Kecamatan Gubug pada Selasa, 11 Maret 2025.
Fikri menjelaskan, untuk pengerjaan penutupan tanggul jebol itu mengerahkan enam unit excavator dan dua unit dozer atau bulldozer. Kemudian pada Jumat (14/3) ditambah dua unit dozer untuk mendorong tanah.
Penutupan tiga titik tanggul yang jebol tersebut merupakan pekerjaan darurat, guna mengatasi banjir di pemukiman penduduk.
Metode pekerjaan penutupan dilakukan dengan menutup tanggul yang jebol dengan tanah, lalu ditutup dengan glugu (batang pohon kelapa), bambu, dan bronjong, serta geotek supaya tanahnya tidak hilang.
“Penutupannya mirip dengan pekerjaan penutupan tanggul jebol di Desa Tinanding, Kecamatan Godong, Grobogan,” kata Fikri.
Selanjutnya BBWS segera melaksanakan pekerjaan susulan yaitu penutupan tanggul yang jebol secara permanen.
Untuk mengantisipasi ke depan supaya tidak ada tanggul jebol lagi, Fikri menyatakan, BBWS Pemali Juana akan memberdayakan masyarakat desa setempat, untuk mendeteksi titik-titik tanggul yang rawan jebol.
Kemudian di beberapa tempat nanti akan tangani lebih permanen dengan konstruksi seperti di Kali Wulan Kabupaten Demak, yaitu dengan ada unsur beton.
Bidang Operasional dan Pemeliharan (OP) BBWS Pemali Juana juga akan bekerjasama dengan warga untuk melakukan perbaikan-perbaikan menambah tinggi tanggul dan mengamankan tanggil-tanggul yang kritis.
“Untuk penangan tanggul permanen, kami sedang menyusun anggaran dananya untuk diajukan ke pusat Jakarta. Jadi belum disebutkan besarnya dana,” tandasnya.
- Telkom Akselerasi Transformasi Perkuat Ekosistem Digital
- UMKM Cokelat Ndalem Jadi Bukti Nyata Bahwa BRI Selalu Ada untuk Pelaku Usaha Lokal
- Nama PT Charoen Pokphand Indonesia Dicatut Penipu Jual Telur Murah di Medsos
Fikri juga mengimbau kepada warga di sekitar tanggul dan daerah aliran sungai Tuntang tidak melakukan penanaman pohon keras, karena akar memperlemah tanggul.
Juga seharusya tidak ada bangunan rumah di sekitar tanggul dan di bantaran sungai seharusnya tidak ada tanaman keras.
“Kami lihat sungai Tuntang sampai hilirnya di Demak, banyak pohon. Jadi memang hilirnya sudah mampet, maka air akan mencari celah yang lebih sehingg tanggul jebol lagi,” ujar Fikri. (-)