Batik Blora Ditampilkan di Muslim Fashion Festival Yogyakarta

Sulistya - Minggu, 10 April 2022 10:12 WIB
Baju batik karya desainer Kabupaten Blora menyemarakkan ajang Muslim Fashion Festival (Muffest) +, di Hartono Mal Yogyakarta. (dok/jatengprov.go.id)

Yogyakarta, Jatengaja.com – Aneka baju batik, mulai dari baju kerja, santai, hingga baju pesta, karya beberapa desainer Kabupaten Blora menyemarakkan ajang Muslim Fashion Festival (Muffest) +, di Hartono Mal Yogyakarta, Sabtu (9/4/2022).

Sejumlah perancang busana menampilkan karya terbaiknya. Yakni, Nenni R Bayu, Go Ethnic, Sony, Ony Jannie, Yayuk Nusantara, Manggar Pelangi, Een Production, Nimas Barokah, Suthree Utomo, Een Martini, serta Snap Customwear.

Turut hadir di acara itu Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Tengah, Atikoh Ganjar Pranowo, Wakil Bupati Blora, Tri Yuli Setiowati, dan Ketua Dekranasda Blora, Ainia Solichah Arief Rohman.

Atikoh Ganjar Pranowo mengapresiasi gelaran tersebut karena Blora menampilkan beragam potensinya. Menurutnya, pemilihan warna dan motif, perpaduan antara batik, lurik, sangat menarik. Belum lagi modelnya yang apik, dibuat jaket dan sebagainya.

Ajang tersebut diharapkan dapat meningkatkan ekonomi kreatif, khususnya fesyen. Mengingat potensi fesyen yang luar biasa, dia berharap Jawa Tengah bisa jadi pusat fesyen, khususnya muslim, dan fesyen pada umumnya.

Captive market di Indonesia sudah sangat luas, belum lagi kalau merambah global. Tentu ini harus didukung dengan environment, kondisi ekonomi yang membaik. Kemudian pelaku usaha yang mesti terus belajar melihat peluang pasar, apa sasarannya remaja, ofisial, atau lainnya,” tutur Atikoh dalam keterangan resminya.

Menurutnya, akibat pandemi dua tahun terakhir, perilaku pasar mengalami perubahan. Terlebih, dengan diberlakukannya work from home (WFH), yang membuat permintaan pasar beradaptasi, di mana masyarakat lebih memilih baju yang nyaman dipakai.

Aneka baju batik karya beberapa desainer Kabupaten Blora menyemarakkan ajang Muslim Fashion Festival (Muffest) +, di Hartono Mal Yogyakarta.

“Jadi, meskipun baju muslim harus syar’i, kainnya mesti nyaman, modelnya kasual tapi stylish,” ujar Atikoh.

Adapun Ketua Dekranasda Blora, Ainia Solichah Arief Rohman mengaku bangga karena produk dari daerahnya bisa tampil di Muffest Yogyakarta. Dia berharap, produk dari daerah asalnya semakin diterima semua kalangan.

“Melalui ajang Muffest, diharapkan bisnis batik bangkit lagi, khususnya produk ready to wear. Semoga bisa menginspirasi teman-teman desainer batik Blora,” ujarnya.

Perancang busana Nenni R Bayu yang tampil perdana menyampaikan, dia memilih tema Alas Mustika, yang mengangkat potensi Blora, yakni pohon jati dan barongan. Dengan mengusung pakaian natural tapi elegan, dia memadukan batik berwarna hijau itu dengan aneka model. (-)

Editor: Sulistya

RELATED NEWS