Airlangga Hartanto Mundur, Berikut Daftar Kandidat Calon Ketum Golkar

SetyoNt - Senin, 12 Agustus 2024 22:22 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (TrenAsia/Debrinata)

Jakarta, Jatengaja.com – Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar, Airlangga Hartarto, secara mendadak mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatannya sebagai orang pertama di partai politik berlambang pohon beringin tersebut.

Keputusan Airlangga Hartarto tersebut muncul di tengah situasi partai beringin tersebut sedang menghadapi isu tentang Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk mengganti ketua umum.

Airlangga Hartarto menandatangani surat pengunduran dirinya sebagai ketum Partai Golkar pada Sabtu malam, 10 Agustus 2024. Keputusan itu diambil demi memastikan stabilitas transisi pemerintahan baru.

Setelah Mundurnya Airlangga, ada beberapa nama yang digadang-gadang menjadi calon ketum Partrai Golkar. Calon kuat yang menggantikan Airlangga, yakni Bahlil Lahadalia hingga Agus Gumiwang.

Dilansir dari trenasia.com jaringan jatengaja.com, berikut ini profil calon kuat yang menggantikan Airlangga:

1. Agus Gumiwang Kartasasmita

Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono menyebut Agus Gumiwang masuk dalam bursa sebagai pengganti Airlangga. Agus Gumiwang Kartasasmita lahir di Jakarta pada 3 Januari 1969. Ia adalah anak dari Ginandjar Kartasasmita dan Yultin Harlotina. Ayahnya Prof. Dr. Ginandjar Kartasasmita, dikenal sebagai mantan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus Ketua Bappenas.

Saat ini, Agus menjabat sebagai Menteri Perindustrian dalam Kabinet Indonesia Maju untuk periode 2019-2024. Ia telah menikah dengan Loemongga H. Salomons dan dikaruniai tiga anak, yaitu Ghaniya, Ghaziya, dan Ghibran Kartasasmita.

Dilansir dari laman pribadinya, ia mengenyam pendidikan di berbagai institusi ternama. Ia menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah di SD Pangudi Luhur (1975-1981) dan SMP Pangudi Luhur (1981-1984).

Ia kemudian melanjutkan sekolah ke SMA Kanisius pada tahun 1984-1985. Ia juga pernah bersekolah di Knox High School, New York, pada tahun 1985-1986, dan di Williston Northampton High School pada tahun 1986-1987.

Agus menempuh pendidikan tinggi di Northeastern University dari tahun 1987-1991. Namun, ia memperoleh gelar Bachelor of Science dalam bidang Commercial and Industrial Economic dari Pacific Western University, California, USA, pada periode 1991-1994.

Pada tahun 2007-2009, Agus melanjutkan studi pascasarjana di Universitas Pasundan (Unpas), Bandung, dan berhasil meraih gelar Magister Administrasi Publik. Kemudian, dari 2010-2014, ia melanjutkan pendidikan di Program Doktor Ilmu Pemerintahan di Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung.

Dalam karier profesionalnya, dia pernah menjabat sebagai Presiden Direktur PT Agumar Eka pada tahun 1994, saat usianya baru 24 tahun, dan memegang posisi tersebut hingga 1999. Ia juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT Asiana Lintas Development sejak 2012 hingga sekarang.

Agus juga dikenal aktif dalam dunia politik dan memegang berbagai posisi penting di Partai Golkar. Ia mulai terjun ke dunia politik pada tahun 1994, ketika usianya baru 28 tahun, dan menjabat sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat mewakili pengusaha dari Asosiasi Jasa Konstruksi Nasional (Gapensi) dari tahun 1997 hingga 2009.

Dia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPD Golkar Jawa Barat pada tahun 2004 dan Ketua DPP Partai Golkar Bidang Kesejahteraan Rakyat dari 2009 hingga 2011. Ia juga dikenal sebagai legislator selama tiga periode berturut-turut, dari 2004-2019.

Di DPR, Agus pernah bertugas di Komisi Keuangan, Komisi Hukum, dan Komisi Agama. Ia juga memegang peran penting sebagai Sekretaris Fraksi Partai Golkar DPR dari 2017-2019.

Pada 24 Agustus 2018, Agus ditunjuk sebagai Menteri Sosial, menggantikan Idrus Marham yang harus fokus menghadapi kasus hukum di KPK terkait dugaan suap PLTU Riau-1. Kemudian, pada 23 Oktober 2019, Presiden Joko Widodo mengangkat Agus sebagai Menteri Perindustrian dalam Kabinet Indonesia Maju untuk periode 2019-2024.

2. Bambang Soesatyo

Agung Laksono sempat menyebut Bamsoet sebagai salah satu kandidat potensial untuk menggantikan Airlangga Hartarto. Bambang Soesatyo yang dikenal sebagai Bamsoet, adalah Wakil Ketua Umum Partai Golkar. Ia lahir di Jakarta pada 10 September 1962.

Lulusan Master of Business Administration di IM Newport Indonesia, saat ini menjabat sebagai Ketua MPR RI. Sebelum menjabat posisi tersebut, ia pernah menjadi anggota Komisi III DPR RI dan anggota Badan Anggaran DPR pada periode 2009-2014.

Selain itu, Bamsoet aktif dalam berbagai organisasi ditekuninya hingga dewasa. Ia terjun ke dunia pers, bisnis, dan politik. Namanya makin melambung saat menjadi anggota DPR RI dari Partai Golkar.

Karier profesionalnya dimulai pada usia 23 tahun sebagai wartawan. Ia bekerja di Harian Umum Prioritas sebelum pindah ke Majalah Vista. Pada usia 29 tahun, kariernya menanjak menjadi pemimpin redaksi majalah Info Bisnis.

Delapan tahun kemudian, ia menjabat sebagai komisaris di PT Suara Irama Indah. Puncaknya, pada tahun 2004, Bambang menjadi Direktur PT Suara Rakyat Membangun sekaligus Pemimpin Redaksi Suara Karya. Kariernya terus berkembang. Pada tahun 2006, dia menjabat sebagai Direktur Independen PT SIMA, Tbk, dan setahun kemudian menjadi direktur di Kodeco Timber.

Keterlibatannya di Partai Golkar dimulai sejak tahun 1980, ketika ia menjadi aktivis AMPI. Bahkan, ia sudah menjadi calon anggota legislatif sejak era Orde Baru. Namun, baru pada Pemilu 2009 ia terpilih menjadi anggota DPR RI.

Saat menjadi anggota DPR, ia dikenal vokal, terutama dalam menangani kasus Bank Century. Pada saat itu, DPR mengajukan hak angket kepada presiden terkait membengkaknya dana talangan untuk Bank Century, dan Bambang sangat vokal sebagai salah satu anggota panitia khusus Bank Century.

3. Bahlil Lahadalia

Bahlil sempat disebutkan oleh politikus Golkar Andi Sinulingga sebagai salah satu calon Ketua Umum Golkar dalam Musyawarah Nasional (Munas) Golkar yang akan datang.

Bahlil Lahadalia lahir di Banda, Maluku, pada 7 Agustus 1976. Ia resmi dilantik sebagai Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dalam Kabinet Indonesia Maju Jilid II yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin pada 28 April 2021.

Saat SMP, ia sempat bekerja sebagai kondektur. Ketika SMA, ia bekerja sebagai sopir angkot agar bisa membeli sepatu dan tetap melanjutkan sekolah.

Usahanya membuahkan hasil, Bahlil dapat melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura, Papua dan Universitas Cendrawasih di Jayapura untuk gelar masternya. Selama menjadi mahasiswa, dia aktif berorganisasi dan pernah menjabat sebagai Bendahara Umum Pimpinan Nasional Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Setelah lulus kuliah, ia memulai karier sebagai pegawai kontrak di perusahaan Sucofindo. Kemudian, bersama rekan-rekannya, Bahlil mendirikan kantor konsultan IT dan keuangan. Pada usia 25 tahun, ia ditunjuk sebagai direktur wilayah Papua di perusahaan tersebut, memimpin 70 karyawan.

Melihat potensi sumber daya alam di Papua, ia memilih untuk mengembangkan bisnisnya. Kini, ia memiliki 10 anak usaha yang berada di bawah naungan perusahaan induk PT Rifa Capital.

Sebelum diangkat menjadi menteri, Bahlil tercatat bergabung dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) pada tahun 2003. Pengalaman ini membawanya menjadi Ketua HIPMI untuk periode 2015-2019. Selama menjabat, Bahlil memimpin delegasi perdagangan bagi pengusaha muda ke Jepang pada 2016 dan ke Eropa pada 2018 dalam misi dagang HIPMI-Europe Trade Mission 2018.

Kedekatan Bahlil dengan Presiden Jokowi mulai terlihat saat mereka bertemu pada Musyawarah Nasional HIPMI XVI di Jakarta pada Senin, 16 September 2019. Bahlil memberikan dukungannya kepada mantan Wali Kota Surakarta dan Ma’ruf Amin untuk maju dalam Pilpres 2019 putaran kedua.

Bahkan, Bahlil bergabung dalam tim kampanye nasional Jokowi-Ma’ruf dan menjabat sebagai Direktur Penggalangan Pemilih Muda. Saat ini, ia dipercaya oleh Presiden Jokowi untuk menjabat sebagai Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal.

4. Kahar Muzakir

Nama Kahar mencuat usai Ketua DPP Golkar Zulfikar Arse Sadikin mengusulkan namanya untuk mengisi posisi Plt Ketua Umum Golkar. Lahir di Muba pada 10 Desember 1946, Kahar aktif dalam organisasi partai sejak 1984. Ia menjabat di DPP AMPI Sumatera Selatan dari 1984 hingga 1989.

Ia adalah lulusan SMA Islam Yogyakarta tahun 1965, kemudian melanjutkan ke IKIP Yogyakarta jurusan Teknik Mesin tahun 1974.

Selain itu, ia pernah menjabat sebagai Ketua Biro Koperasi dan Wiraswasta DPR Golkar TK I Sumsel selama 10 tahun, dari 1987 hingga 1997. Ia juga pernah menjadi Wakil Ketua DPD I Golkar Sumsel dari 1998 hingga 2004.

Ia pernah menjabat sebagai anggota DPR/MPR RI pada tahun 2004 hingga 2019. Ia juga pernah menjadi direktur di PT Helindo Graha TAHUN 1993, dan bekerja di Equipment Operator Training Trakindo pada 1975 dan pernah menjadi SPV. Training di Pertamina.

Dia melanjutkan kariernya dan berhasil terpilih sebagai anggota parlemen pada tahun 2004. Hingga kini, ia masih menjabat sebagai wakil rakyat dari Partai Golkar selama empat periode.

Sebelumnya, politikus Partai Golkar Andi Sinulingga menyebutkan tentang calon ketua umum Golkar yang muncul setelah mundurnya Airlangga Hartarto.

5. Gibran Rakabuming Raka

Flyer dukungan terhadap Gibran Rakabuming Raka sebagai calon Ketua Umum DPP Partai Golkar mulai beredar usai Airlangga mundur. Gibran disebutkan mendapatkan dukungan untuk menggantikan Airlangga sebagai ketua umum

Gibran Rakabuming Raka lahir di Solo pada 1 Oktober 1987. Ia adalah anak sulung dari Presiden Joko Widodo dan Iriana Jokowi. Gibran memiliki dua adik, yaitu Kahiyang Ayu dan Kaesang Pangarep.

Gibran pernah menempuh pendidikan di Kota Solo sebelum melanjutkan studinya di Orchid Park Secondary School, Singapura. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikannya di Management Development Institute of Singapore (MDIS) dan University of Technology Insearch di Sydney, Australia.

Dia menikah dengan Selvi Ananda pada tahun 2015. Dari pernikahan tersebut, dikaruniai dua anak, yaitu Jan Ethes Srinarendra dan La Lembah Manah.

Gibran juga terkenal di masyarakat sebagai seorang pebisnis di bidang kuliner. Ia memulai berbagai usaha kuliner, termasuk katering Chili Pari, Martabak Kota Baru (Markobar), warung kopi, dan ceker ayam.

Gibran memulai usaha katering Chili Pari pada tahun 2010, menggunakan modal dari pinjaman bank. Menurutnya, menjadi pengusaha katering dan membuka usaha martabak adalah pilihan hidupnya, karena ia ingin hidup secara mandiri.

Gibran juga melihat bahwa membuka usaha katering menawarkan peluang keuntungan, terutama saat ada acara seperti pernikahan. Usahanya didukung oleh fasilitas gedung pernikahan yang dimilikinya sendiri.

Selain bisnis Chili Pari yang semakin berkembang, usaha martabak Markobar yang didirikan pada tahun 2015 juga mengalami kemajuan pesat. Saat ini, Markobar memiliki 29 cabang yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Sementara, mengenai bisnis mebel yang sebelumnya dijalankan oleh Jokowi, Gibran memilih untuk tidak melanjutkan usaha tersebut.

Ia juga pernah menjabat sebagai Wali Kota Surakarta untuk periode 2021-2026. Pada usia 33 tahun, Gibran menjadi wali kota termuda yang pernah memimpin Kota Surakarta. Saat ini ia merupakan Calon Wakil Presiden (Cawapres) terpilih pada Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024. Ia berpasangan dengan Prabowo Subianto.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 12 Aug 2024

Editor: SetyoNt

RELATED NEWS