1.442 Mahasiswa Ikuti Kompetisi Innovillage
Jakarta, Jatengaja.com – Sebanyak 1.442 mahasiswa dari 120 perguruan tinggi yang tersebar di 25 provinsi seluruh Indonesia mengikuti Kompetisi Innovillage, dengan 363 proposal social project.
Program kompetisi Innovillage adalah ajang perlombaan sociopreneurship muda di bidang teknologi digital yang diinisiasi Community Development Center Telkom bersama Telkom University. Ajang tahunan itu kini telah memasuki tahun ketiga penyelenggaraannya.
Acara puncak kompetisi Innovillage bertajuk “Young Heroes in Action #DigitalUntukSemua” diselenggarakan secara hybrid (luring dan daring) di Auditorium Telkom University Bandung dan disaksikan masyarakat di seluruh Indonesia, beberapa waktu lalu.
- AS, Jepang, dan Tiongkok Jadi Penyumbang Besar Ekspor Jateng Pada November 2022
- Kemenag Buka Pendaftaran Petugas Penyelenggara Ibadah Haji 2023, Ini Syaratnya
- Menkeu Sebut Selama 2022 Telah Tindak Barang Selundupan Senilai Rp22,4 Triliun
Hadir Direktur Human Capital Management Telkom, Afriwandi, akademisi dari berbagai Universitas, serta jajaran TelkomGroup. Pada Innovillage tahun ini, para expert kolaborasi dari Telkom serta perwakilan dari beberapa perguruan tinggi di seluruh Indonesia turut dilibatkan sebagai juri untuk menilai dan menyeleksi proposal social project.
Menurut Afriwandi, proses implementasi social project pada tahap 150 besar dilaksanakan selama 7 minggu oleh para peserta mahasiswa dengan terjun langsung ke tengah masyarakat untuk mengaplikasikan inovasi yang dirancang.
Selama proses implementasi berjalan, setiap minggunya para peserta mendapatkan virtual mentoring dari ahli sehingga kemampuan peserta semakin berkembang dalam meningkatkan kualitas inovasi social project yang akan dihasilkan. Pada tahap selanjutnya, berdasarkan hasil evaluasi dan monitoring implementasi social project di lapangan, terpilih TOP 25 semifinalis untuk melaju ke tahap selanjutnya di babak final.
Para semifinalis TOP 25 turut mendapatkan pelatihan dan pembinaan pada sesi bootcamp sebagai persiapan menghadapi babak final online pitching yang melibatkan juri dari sektor pendidikan dan para praktisi professional.
Beberapa pendekatan yang dilakukan dalam online pitching terdiri dari solusi yang diajukan menjawab keresahan atau pain point masyarakat, project yang sudah diimplementasikan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, tingkat kebermanfaatan baik kualitatif maupun kuantitatif, kebaruan inovasi yang diajukan, serta adanya kolaborasi dengan komunitas maupun pemerintah lokal.
Dana Pendidikan
Penghargaan Best of The Best dalam ajang kompetisi Innovillage kali ini diraih oleh tim dari Telkom University dengan inovasi Automatic Tea Garden Watering dengan Energi Terbarukan (Panel Surya). Inovasi digital ini dirancang guna mempermudah aktivitas dan meningkatkan produktivitas para Petani khususnya pada sektor perkebunan teh di Provinsi Jawa Barat.
Penilaian yang dilakukan para juri terhadap inovasi ini telah melalui tahapan seleksi yang ketat serta pengukuran objektif terhadap kebermanfaatan dan dampak yang dihasilkan bagi masyarakat. Selain itu, inovasi Automatic Tea Garden Watering ini juga dinilai sangat berpotensi untuk keberlanjutan dan pengembangan kedepannya.
“Program Inoovillage diselenggarakan tidak hanya bertujuan untuk mengasah kemampuan teknis dan analisis generasi muda, namun juga merupakan salah satu bentuk nyata Telkom dalam upaya membangun Negeri melalui pengembangan Desa. Kami yakin banyak inovasi yang bisa dihasilkan dari para talenta digitital muda untuk memberikan solusi dan kebermanfaatan yang positif bagi masyarakat,” ujar Afriwandi.
- SIG Raih Penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
- Diguyur Hujan Deras, Kota Semarang Dilanda Banjir dan Tanah Longsor
- Gunakan KM Kelimutu, Pemerintah Kirim 6.000 Boks Sembako ke Masyarakat Karimunjawa
Seluruh pemenang kompetisi Innovillage akan memperoleh dana pendidikan dan pengembangan sosial projek sebagai bentuk apresiasi dan dukungan terhadap keberlanjutan projek yang dijalankan agar dapat memberi dampak sosial kepada masyarakat.
Melalui total pendanaan sebesar 2,25 miliar, diharapkan mahasiswa dapat terus menghasilkan inovasi yang aplikatif serta berorientasi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-11 terkait pemukiman yang berkelanutan sehingga dapat membawa banyak dampak untuk masyarakat, ekonomi, dan lingkungan. (-)