Produksi Garam di Demak Masih Terkendala Curah Hujan Cukup Tinggi
Demak, Jatengaja.com - Para petani garam di Kabupaten Demak hingga Juni 2022 belum bisa memproduksi garam, karena terkendala cuaca masih turun hujan.
Sampai sekarang curah hujan masih cukup tinggi, sehingga para petani garam di Demak hanya mengandalkan stok produksi garam tahun lalu.
Menurut Kabid Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Demak, Sulchan biasanya bulan Mei para petani sudah memproduksi garam.
“Sekarang memang belum bisa diproduksi garam, karena curah hujan masih tinggi sehingga mundur,” katanya, Jumat 3 Juni 2022.
- Rp 20 Miliar untuk 9 Parpol di Jawa Tengah
- Gabung Indeks IDX30, Saham GoTo Dinilai Dapat Status Investment Grade
- Dorong Usaha di Pedesaan, 200 Pemuda Penggerak Ekonomi Desa Diterjunkan
- Permudah Komunikasi Jamaah Calon Haji, Telkomsel Hadirkan Posko di Embarkasi Donohudan Boyolali
- Pemerintah Segera Naikkan Tarif Listrik 3.000 VA, Ini Rincian Tarifnya
Selama ini lanjut Sulchan, para petani garam dalam memroduksi garam masih secara alami dengan mengandalkan panas matahari.
“Bila kondisi masih hujan terus ya tidak ada garam lokal Demak, yang ada garam impor,” ujarnya.
Sebelum dilakukan produksi garam, saat ini petani garam baru menyiapkan lahan dan penataan sarana prasarananya.
Hanya saja, penataan lahan pun belum bisa dilakukan maksimal. Sebab, tanah yang dipakai dalam kondisi hujan bisa rusak lagi.
“Agar padat, tanah biasanya dislender dan dihaluskan, karena itu, harus menunggu tanahnya kering baru dipasang geomembrane,” ujar Sulchan.
Kepala DKP Kabupaten Demak, Mohamad Fathkurokhman sebelumnya menyampaikan, untuk meningkatkan kesejahtaraan petani tambak garam melakukan program pengembangan usaha garam rakyat (Pugar).
Program Pugar difokuskan pada peningkatan kesejahteraan bagi petani garam, serta peningkatan produksi dan kualitas produk garam.
Dengan adanya program Pugar diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing produksi garam lokal khususnya Kabupaten Demak. (-)