Perekonomian Jateng 2024 Tumbuh 4,97 Persen, BI Proyeksikan Tahun 2025 Tumbuh 4,7- 5,5 Persen

SetyoNt - Senin, 17 Februari 2025 19:52 WIB
Kepala Kantor Perwakilan BI Jateng, Rahmat Dwisaputra (tengah) didampingi Deputi Kepala Perwakilan BI Jateng Nita Rachmenia (kanan) dan Andi Reina Sari pada Media Briefing Angkringan di Kantor BI Jateng di Jalan Imam Bardjo Semarang, Senin 17 Februari 2025. (jatengaja.com/SetyoNT)

Semarang, Jatengaja.com - Kinerja perekonomian Jawa Tengah (Jateng) 2024 tumbuh sebesar 4,95 persen (year oy year/yoy), meskipun sedikit lebih rendah dibandingkan periode tahun sebelumnya sebesar 4,97 persen (yoy).

Pertumbuhan ekonomi provinsi Jateng 2024 tercatat paling tinggi di Pulau Jawa, dibandingkan atas provinsi Banten (4,79%), DKI Jakarta (4,90%) dan Jawa Timur (4,93%).

Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia (BI) Jateng, Rahmat Dwisaputra menyatakan, petumbuhan perekonomian 2024 didorong permintaan domestik yang bersumber dari Konsumsi Rumah Tangga (RT) yang menyumbang 3,05 persen dan tumbuh 5,15 persen (yoy).

“Konsumsi rumah tangga utamanya bersumber dari maraknya kegiatan pesta demokrasi didukung inflasi pangan yang terkendali sehingga menjaga daya beli,” katanya pada Media Briefing Angkringan di Kantor BI Jateng di Jalan Imam Bardjo Semarang, Senin 17 Februari 2025.

Hadir dalam acara tersebut, Deputi Kepala Perwakilan BI Jateng Nita Rachmenia dan Andi Reina Sari, serta diikuti secara darling oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Ibu Christoveny, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tegal, Bimala, Deputi Kepala Perwakilan BI Solo, Hesti Candra Sari

Selain konsumsi rumah tangga, lanjut Rahmat investasi juga menjadi pendorong pertumbuhan 2024 dengan andil 1,88% dan tumbuh 6,55% (yoy) sejalan dengan berlanjutnya investasi sektor swasta dan pemerintah.

Dari sisi lapangan usaha, sumber pertumbuhan Jawa Tengah 2024 didorong oleh kinerja LU industri pengolahan yg menyumbang 1,16% dan tumbuh 3,52% (yoy) sejalan dengan konsumsi masyarakat yg masih kuat dan ditunjang ekspor yg tumbuh signifikan.

Selanjutnya Konstruksi menyumbang 0,84% dan tumbuh 7,97% (yoy), terutama didukung oleh penyelesaian sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditargetkan selesai di tahun 2024, seperti Jalan Tol Yogya-Bawen Seksi I, Solo-Yogya-Kulon Progo Seksi II, dan KITB Fase I.

“Dari sisi inflasi, Jawa Tengah mencatatkan deflasi sebesar -0,46% (mtm) pada Januari 2025. Hal ini sejalan dengan deflasi yang juga terjadi di seluruh wilayah di Pulau Jawa. Komoditas penyumbang utama deflasi periode Januari 2025 adalah tarif listrik, bawang merah, telur ayam ras, mobil dan tarif kereta api,” ujar Rahmat.

Rahmat menambahkan, ekonomi Jawa Tengah pada 2025 diprakirakan tetap kuat dengan didukung permintaan domestik di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global.

“Pertumbuhan ekonimi Jateng tahun 2025 diproyeksikan sebesar 4,7 persen hingga 5,5 persen dengn inflasi 2,5 peren plus minus 1 persen,” katanya.

Pertumbuhan ini diperkirakan bersumber dari konsumsi rumah tangga, seiring dengan kenaikan Upah Minimum Provinsi serta kenaikan gaji guru dan Aparatur Sipil Negara (ASN).

“Untuk melanjutkan tren pemulihan ekonomi Jawa Tengah yang berkesinambungan, diperlukan langkah-langkah yang lebih strategis dan sinergi kebijakan antara pemerintah daerah dan Bank Indonesia, serta keterlibatan pelaku usaha dalam mempertahankan produktivitas sektor-sektor utama dan menjaga iklim investasi tetap kondusif,” ujar Rahmat. (-)

Editor: SetyoNt

RELATED NEWS