KPU Jateng Bersama PWI Luncurkan Buku Ora Sengketa Ora Enak, yang Disusun Satu Bulan

SetyoNt - Minggu, 20 April 2025 17:27 WIB
Ketua KPU Jateng Handi Tri Ujiono (kanan) dan Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS (kiri) dalam peluncuran buku Ora Sengketa Ora Enak. (Jatengaja.com/istimewa)

Semarang, Jatengaja.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah bersama PWI Jawa Tengah (Jateng) meluncurkan buku Ora Sengketa Ora Enak, tentang dinamika dibalik kontestasi Pilgub 2024.

Peluncuran buku yang dikemas dalam bedah buku dilakukan Ketua KPU Jateng Handi Tri Ujiono dan Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS yang bertindak sebagai editor buku Ora Sengketa Ora Enak di Hotel Kotta, kawasan Kota Lama Semarang, Jumat 18 April 2025

Bedah buku dihadiri anggota komisioner lainnya, yaitu Ketua Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Muslim Aisha dan Ketua Divisi SDM, Penelitian dan Pengembangan Mey Nurlela.

Ketua KPU Handi Tri Ujiono menyampaikan, buku setebal 178 halaman adalah bagian dari refleksi bagi KPU karena memotret dinamika pada Pilkada 2024 khususnya Pilgub yang berlangsung lancar namun terdapat sengketa karena salah satu paslon mengajukan gugatan ke Mahkamah Konsitusi (MK).

Sengketa dinilai sebagai hal yang diluar tradisi dan menjadi sejarah karena baru pertama kali terjadi sejak penyelenggaan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng secara langsung tahun 2008.

Bagi KPU, tegas dia, meskipun sengketa ini ujungnya antiklimaks menyusul pencabutan gugatan, namun realitas ini justru memperkaya algoritma baru untuk bagaimana menghadapi sebuah sengketa.

“Episentrum pilkada serentak 2024 tampaknya bergeser dari DKI Jakarta ke Jawa Tengah. Itu disebabkan karena background dari pasangan calon yang seperti dinarasikan adalah para jenderal, sehingga dimaknai sebagai perang bintang,” kata Handi.

Handi berharap, buku yang menurutnya out of the box dari segi judul ini bisa menjadi legacy atau warisan kita bahwa di Pilkada 2024 ada peristiwa sengketa.

“Buku Ora Sengketa Ora Enak yang disusun bersama tim wartawan dari PWI Jateng ini memberikan manfaat bagi para pembacanya,” ujarnya.

Dalam sesi bedah buku yang dipandu Sekretaris Mapilu M Chamim Rifai, Muslim Aisha dari KPU dan Amir Machmud NS dihadirkan untuk mengupas tentang penggarapan buku yang terbilang cepat, dan daya tarik buku mengingat Pligub Jateng tergolong istimewa, baik dari sisi partisipasi masyarakat maupun paslon yang bertarung.

Menurut Muslim, buku Buku Ora Sengketa Ora Enak merefleksikan fase perjalanan Pilgub Jateng 2024 yang penuh ingar bingar, tapi justru mengalami puncaknya pada proses sengketa. Titik klimaksnya terjadi ketika paslon mendadak mencabut gugatan di MK.

''Saya kira semua merasa plong dan marem (puas) begitu ada pencabutan. KPU sumrimgah, pemohon juga puas, termohon apalagi. Inilah mengapa kami sebut pencabutan gugatan merupakan klimaks dari Pilgub ini. Sekali lagi, sengketa membuat kami belajar bagaimana menyikapi situasi dan kondisi yang tidak menguntungkan, dan pelajaran dalam menyelenggarakan Pemilu,” ujarnya.

Sedangkan, Amir Machmud NS mengakui baru kali ini mendapatkan tugas menyusun yang pengerjaannya ala Bandung Bondowoso yang berkejaran dengan waktu. Tak sampai sebulan, teknis dan substansi buku Buku Ora Sengketa Ora Enak sudah selesai.

''Buku ini adalah dokumentasi, referensi dan pembelajaran bagi penyelenggara pemilu dalam hal ini KPU. Saya juga berharap buku ini bisa mengisi ruang-ruang kuliah dan menjadi bahan bacaan bagi pemilih pemula,'' kata wartawan yang sudah menulis 26 judul buku ini. (-)

Editor: SetyoNt

RELATED NEWS