Jateng Surplus 1,5 Juta Ton Beras, Stok Beras Aman Sampai Akhir Tahun 2025

SetyoNt - Jumat, 19 September 2025 10:31 WIB
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng Defransisco Dasilva Tavares (kanan) sebut hingga Oktober surplus beras 1,5 juta ton. (dok.humas Pemprov Jateng)

Semarang, Jatengaja.com - Ketersediaan beras di Jawa Tengah (Jateng) sampai Oktober 2025 diproyeksikan akan mengalami surplus sebanyak 1.577.734 ton, sehingga stok beras aman sampai akhir tahun ini.

Sedangkan produktivitas padi gabah kering giling (GKG) periode Januari-Oktober 2025 di Jateng diperkirakan mengalami peningkatan 353.627 ton dibandingkan periode yang sama tahun 2024.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng Defransisco Dasilva Tavares mengatakan, produktivitas padi berupa GKG untuk tahun 2025 sampai bulan Oktober sekitar 8.614.010 ton.

“Naik sekitar 353.627 ton dari jumlah produksi tahun 2024. Jumlah produksi tersebut berasal dari luas panen yang mencapai 1.534.490 hektare,” katanya pada rapat koordinasi bidang pertanian dan perkebunan, peternakan, dan ketahanan pangan di Kompleks Tarubudaya, Ungaran, Kabupaten Semarang, Kamis18 September 2025.

Adapun produksi beras bulan Januari-Oktober 2025 akan mencapai 4.953.494 ton, sedangkan kebutuhan beras di Jawa Tengah mencapai 3.375.832 ton, sehingga ada surplus beras sebanyak 1.577.734 ton.

“Kita lihat data, sampai Oktober 2025 beras kita surplus 1,5 juta ton. Berarti kalau dibagi 10 bulan rata-rata setiap bulan kita ada surplus 150 ribu ton. Untuk Jawa Tengah beras seharusnya selesai," kata Defransisco.

Meskipun mengalami penambahan produktivitas padi dan surplus beras, imbuh ia masih ada beberapa hal yang harus diantisipasi, karena banyak hasil panen Jawa Tengah yang justru lari ke luar daerah.

Sementara, Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi mengatakan, produktivitas padi sudah bagus, juga diiringi dengan ketersediaan beras yang surplus.

Untuk itu Ahmad Luthfi meminta agar tata kelola hasil panen dan kebutuhan pokok dilakukan dengan baik, sehingga produktivitas yang bagus tersebut tak ada kebocoran karena banyak hasil panen yang diambil daerah lain.

“Tata kelola ini untuk memastikan hasil panen di Jawa Tengah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Jangan ada masyarakat yang kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok penting,” ujarnya. (-)

Editor: SetyoNt

RELATED NEWS