Inflasi Mengkhawatirkan karena Harga Bahan Pangan Bergantung pada Impor
Semarang, Jatengaja.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan tingkat inflasi di Jawa Tengah mencapai 4,97 persen pada bulan Juni. Pada bulan Juli, inflasi Jateng turun 0,69 menjadi 4,28 persen.
Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro (Undip), Fx Sugiyanto mengatakan, meski mengalami penurunan, Pemerintah Provinsi Jateng mesti harus selalu waspada.
"Kita perlu siap-siap untuk kemungkinan yang buruk, walaupun itu belum terlalu buruk dibandingkan banyak negara," kata Sugiyanto di kantor Bank Indonesia Semarang, Selasa (2/8/2022).
Selain itu, ada juga tantangan yang menurut FX Sugiyanto mengkhawatirkan. Terutama tentang harga bahan pangan yang bergantung pada impor. Jadi menurutnya ada dua komoditas yang menentukan.
- Mitratel Beli Lagi 6.000 Menara BTS dari Telkomsel
- BNI Kelola Penyaluran Gaji untuk Karyawan Pelindo Terminal Petikemas
- PGN Mulai Pembangunan Jargas GasKita Skema Investasi Internal Untuk 11 Kabupaten Kota
Namun pada sisi yang lain sebetulnya masih cukup baik yaitu Bank Indonesia belum mendorong kenaikan suku bunga. Walaupun di banyak negara lain itu sudah cukup meningkat.
"Tapi ini, sekaligus merupakan indikasi bahwa inflasi kita akan sangat terpengaruh oleh pasokan barang pangan dan energi. Itu cost plus yaitu inflasi karena dorongan biaya," tuturnya.
Dia berharap tidak ada kegagalan panen karena itu akan sangat membantu untuk menahan inflasi agar tidak meningkat dengan tajam. Harapannya juga akan dibuka ekspor dari Ukraina untuk bahan makanan, sehingga paling tidak akan lebih mengerem laju kenaikan inflasi.
"Jadi dua sisi itu lebih pada sisi penawaran, bukan pada permintaannya," ujarnya. (-)