mobil
Selasa, 16 September 2025 20:22 WIB
Penulis:SetyoNt
Editor:SetyoNt
Semarang, Jatengaja.com - Penjualan otomotif tahun 2025 secara nasional mengalami tren penurunan dibandingkan atas tahun lalu. Penurunannya mencapai sebesar 10 persen.
Hal ini disampaikan Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Gaikindo, Kukuh Kumara seusai melakukan audensi dengan Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi di Kantor Gubernur di Semarang, Selasa (16/9/2025).
“Penjualan produk otomotif secara nasional saat ini mengalami tren penurunan dibandingkan atas tahun 2024,” kata Kukuh Kumara.
Data Gaikindo menunjukkan, pada Juli-Agustus 2025 penjualan secara grosir (wholesales) naik 1,5%, sedangkan secara retail naik 5,7%.
Namun, secara tahunan dibandingkan atas Januari–Agustus 2024 terjadi penurunan, yaitu penjualan grosir menurun 10,6% dan penjualan retail menurun 10,7%.
“Penjualan otomotif mulai meningkat setelah ada kegiatan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) di Jakarta beberapa waktu lalu. Harapan kami penjualan otomotif secara nasional terus meningkat sampai akhir tahun 2025,” ujar Kukuh.
Untuk menjaga penjualan otomotif tetap naik, terutama di Jawa Tengah, Kukuh menyatakan akan menggelar pameran The Series 2025 di Muladi Dome, Undip Tembalang Kota Semarang, 24-28 September 2025
"Melalui pameran ini, mudah-mudahan menjadi pemicu bangkitnya kembali industri otomotif Indonesia, termasuk di Jawa Tengah,” harapnya.
Setidaknya ada 50 merek otomotif yang akan ikut ajang pameran tersebut. Terdiri dari mobil atau kendaraan penumpang, pendukung industri, dan sepeda motor, termasuk produk otomotif konvensional dan listrik.
Sementara, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi menyambut baik kegiatan pameran GIIAS yang akan diselanggarakan di Kota Semarang, yang diharapkan dapat menggerakkan perekonomian.
Guna menunjang hal itu, maka kegiatan-kegiatan yang mempertemukan produsen moda transportasi atau dealer kendaraan dengan pengusaha dan masyarakat juga terus dilakukan.
"Infrastruktur sudah tersedia, seperti sarana jalan dan lainnya. Tinggal mempertemukan wisarusaha dengan produsen transportasi, khususnya untuk logistik barang dan orang,” ujarnya. (-)
Bagikan