Pembayaran Ganti Untung Lahan Warga Desa Wadas Purworejo Pada H-7 Jelang Lebaran 2022

Kamis, 10 Maret 2022 17:28 WIB

Penulis:SetyoNt

Editor:SetyoNt

bpn-wadas.jpg
Kepala BPN Kabupaten Purworejo, Andri Kristanto (kiri) menyatakan pembayaran ganti untung lahan Warga Desa Wadas Purworejo pada H-7 jelang Lebaran 2022 (Jatengaja.com/Istimewa)

Purworejo, Jatengaja.com - Pemerintah menargetkan pembayaran ganti untung lahan  warga desa Wadas Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo akan  dibayarkan H-7 Lebaran 2022.

Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Purworejo, Andri Kristanto mengatakan, tahap pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi tanah milik warga telah selesai dilaksanakan pada 8-10 Februari 2022.

“Telah dilakukan inventarisasi dan identifikasi bidang tanah Quarry di Desa Wadas sebanyak 318 bidang. Setelah dievaluasi menjadi 303 bidang seluas 53 hektar,” katanya, Kamis (10/3).  

Menurut Andri, proses penandatanganan berkas yuridis inventarisasi dan identifikasi bidang tanah Quarry  telah dilaksanakan dalam dua tahap dengan hasil jumlah bidang tanah yang telah ditandatangani sebanyak 297 bidang lahan.  

Adapun pemilik lahan diberi waktu untuk perbaikan data selama 14 hari, kalau datanya sudah betul, seluruh penghitungan luas tanah dan lain-lain selesai, hasilnya diserahkan kepada Tim Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP). 

Selanjutnya hasil penilaian KJPP akan diserahkan ke BPN dan ditindaklanjuti dengan musyawarah. Bidang-bidang tanah yang sudah dinilai kemudian dikirim ke BBWS SO. 

Setelah itu dikirim ke Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) untuk dilakukan pembayaran sesuai dengan kepemilikan masing-masing warga.

“Pembayaran penggantian lahan proyek pembangunan Bendungan Bener, termasuk lahan Quarry Desa Wadas akan direalisasikan seminggu atau H-7 sebelum Hari Raya Idul Fitri 2 Mei mendatang,” ujarnya.  

Nilai uang pengganti tanah, sambung Andri dijamin menguntungkan warga karena pembebasan lahan ini dilakukan pemerintah dan dilakukan penaksiran ganti untung secara teliti dan profesional. 

“Berbeda dengan pemberian kompensasi terhadap lahan tambang seperti yang dilakukan swasta. Bisa dibandingkan nanti,” tandasnya.

Bendungan Bener

Sementara, Kepala Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air BBWS SO Yogyakarta, Yosiandi Rudi Wicaksono menjelaskan pembebasan lahan di Wadas ditargetkan selesai pada Juni 2023.  

Target pembebasan tanah untuk proyek Quarry di desa Wadas seluas 124 hektar, saat ini masih diukur 53 hektar. Jumlah tersebut belum mencukupi untuk kebutuhan material pembangunan Bendungan Bener.  

Saat ini pihaknya masih menunggu keputusan dari pemerintah apakah diperlukan lokasi baru atau ada kebijakan lain untuk upaya memenuhi kebutuhan material batu andesit Bendungan Bener.  

“Kami sementara manfaatkan dari yang sudah dibebaskan. Diharapkan nanti bisa tersambung, tidak spot-spot terpisah jadi bisa fokus di areal ini,” harapnya. 

Menurutnya saat ini proyek fisik Bendungan Bener masih menyelesaikan terowongan pengelak yang direncanakan rampung pertengahan tahun 2023. 

Kemudian baru dilaksanakan pembangunan main dam yang membutuhkan material batuan adesit dari Desa Wadas.  

Diharapkan masyarakat tidak mudah termakan isu yang mengatakan terjadi perampasasan tanah di Desa Wadas atau lahan warga yang digunakan tidak akan menerima ganti rugi. 

“Saya pastikan ganti rugi ada dan akan dibayarkan oleh pemerintah. Nilainya sangat menguntungkan warga,” ujar Yosiandi,

Dia menambahkan, proyek Bendungan Bener merupakan proyek strategis nasional yang nantinya membawa kemanfaatan besar untuk warga Purworejo dan sekitarnya.

Saat pembangunan nantinya akan ada proyek padat karya. Setelah jadi akan ada pembangkit tenaga listrik, pengairan untuk kepentingan irigasi yang lebih tertata dan sebagainya. 

“Ekonomi warga juga bisa meningkat karena area ini juga diproyeksikan menjadi destinasi wisata," terangnya.

Untuk itu, ia berharap dukungan seluruh lapisan masyarakat terkait kelancaran pembangunan Bendungan Bener.

Terkait dampak lingkungan telah dilakukan penelitian secara komprehensif dan menegaskan proyek bendungan ini tidak akan berdampak pada sumber air alami yang ada disekitarnya.

"Sumber-sumber air itu letaknya jauh dari proyek. Sudah dilakukan penelitian oleh para akademisi dan tenaga ahli,” ujar Yosiandi. (-)