Libur Nataru, Jateng Siapkan 343 Posko

Kamis, 16 Desember 2021 17:43 WIB

Penulis:Sulistya

Editor:Sulistya

16 des nataru 22.jpg
Menko PMK, Muhadjir Effendy bersama Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, serta Gubernur Ganjar Pranowo saat Rakor Nataru dengan tema “Kenyamanan Berlalu Lintas di Hari Natal 2021 dan Tahun Baru 2022” di Gd. Gradika Bhakti Praja. Kamis (16/12/2021).

Semarang, Jatengaja.com – Menjelang libur Natal dan tahun baru (Nataru), Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) telah menyiapkan berbagai skenario guna menghadapi pemudik.

Berdasar survei, akan ada 4 juta lebih warga yang akan mudik ke Jateng selama libur Nataru. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, sejumlah persiapan telah dilakukan. 

Di antaranya pembentukan tim koordinasi posko terpadu, crisis center, mendirikan posko pelayanan dan pemantauan di terminal, bandara, stasiun, pelabuhan, rest area tol dan di area perbatasan, serta memasang CCTV di perbatasan, exit tol, pasar, tempat wisata, dan lainnya.

"Total posko yang kami dirikan 343. In Sha Allah kami siap dengan skenario-skenario yang ada. Termasuk kami senang, karena kami diberikan kewenangan untuk improve pada saat situasi tidak sesuai rencana," kata Ganjar saat rapat koordinasi (rakor) pengendalian transportasi saat libur Nataru di gedung Gradhika Bhakti Praja kompleks Pemprov Jateng, Kamis (16/12).

Rakor dipimpin langsung Menko PMK, Muhadjir Effendy dan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi.

Imbauan

Gubernur menuturkan, pihaknya sudah gencar melakukan sosialisasi menggandeng paguyuban-paguyuban masyarakat Jateng di berbagai kota besar untuk tidak mudik.

"Kita ajak bicara paguyuban-paguyuban, kita minta semua merayakan Nataru di tempatnya masing-masing. Namun itu hanya sebatas imbauan, untuk mengantisipasi kami bersama teman-teman kepolisian, Dishub, dan Bupati/Wali Kota tentu sudah menyiapkan skenario-skenario," katanya.

Persiapan Nataru harus dipersiapkan secara matang. Apalagi saat ini, sudah diumumkan bahwa varian baru Covid-19, Omicron sudah masuk ke Indonesia.

"Bukan kita menakut-nakuti, tapi kita harus waspada. Jadi prokes memang harus ketat termasuk di tempat-tempat wisata. Kami sepakat, tempat wisata yang tidak siap mengelola prokes akan kita tutup. Sekarang sudah kami persiapkan, pekan depan kita mulai cek secara intens," ujarnya. (-)