SMPIT Izzatul Islam
Rabu, 28 Agustus 2024 20:18 WIB
Penulis:Sulistya
Editor:Sulistya
Semarang, Jatengaja.com – Ratusan siswa SMP IT Izzatul Islam Getasan, Kabupaten Semarang, secara berkelompok membuat kursi dan meja berbahan dasar ban mobil bekas. Kegiatan tersebut merupakan implementasi dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di sekolah tersebut, Rabu (28/08/2024).
Dengan dipandu Tenaga Pendamping Profesional (TPP) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia, Budi Prasetyawan, para siswa mampu mengubah ban mobil bekas menjadi 8 set kursi dan meja yang cantik.
Siswa sebelumnya telah menyiapkan ban mobil bekas dari bengkel mobil di lingkungan sekitar. Selain itu mereka juga menyiapkan tali tambang, sekrup, dan meminjam bor listrik dari tetangga. Semua bahan yang dibutuhkan berasal dari bahan-bahan bekas yang ada di lingkungan rumah.
Sebagai tutor dalam kesempatan itu, Budi Prasetyawan yang juga Owner dari Rumah Edukasi AIG Bunda Nisa memaparkan teori kepada siswa. Setelah itu, peserta diajak ke lapangan sekolah untuk praktik bersama membuat kursi dan meja berbahan ban mobil bekas. Tutor memberikan contoh kemudian secara bergantian para siswa mengikuti sesuai arahan.
“Anak-anak perhatikan, ya. Nah, jadi caranya seperti ini. Lakukan dengan hati-hati, ya. Pasti semuanya bisa mengerjakan ini. Ayo, kita semangat. Ikuti seperti Pak Budi, ya. Baik, silakan mencoba satu-satu bergantian, Pak Budi akan lihat dan arahkan,” kata Budi Prasetyawan.
Kemudian secara bergantian, para siswa melubangi ban mobil bekas dengan bor Listrik dengan pendampingan dari fasilitator. Lubang tersebut yang digunakan untuk memasukkan tambang yang dianyam. Tampak para siswa sangat antusias melakukan aktivitas tersebut. Semua bekerjasama dengan baik menjadikan kegiatan pembelajaran berlangsung menarik.
Salah satu siswa, Demas Elang mengaku mudah dalam mengerjakan tugas membuat kursi dan meja tersebut. Hal itu ia sampaikan karena telah mendapatkan edukasi dan dibimbing langsung oleh tutor yang profesional. Para siswa tampak sangat ceria ketika kursi dan meja yang berhasil dibuat telah jadi. Buru-buru, mereka berrebut untuk segera mencoba.
“Wah, ternyata sangat mudah. Penjelasan dari Pak Budi mudah diterima dan jelas. Kamipun antusias bergantian mempraktikkan apa yang dicontohkan oleh narasumber. Dalam waktu sekitar dua jam, sebagian kursi dan meja sudah ada yang jadi. Karena semuanya terlibat dan didampingi secara intensif oleh bapak dan ibu guru. Kamipun buru-buru berrebut ingin segera mencoba. Dan ternyata kuat sekali kursinya. Lebih dari dua siswa duduk bersamaan, kursi tetap kuat,” kata Demas Elang.
Rencananya hari berikutnya, para siswa masih melanjutkan kegiatan tersebut. Menyelesaikan sebagian yang belum selesai, seperti menggabungkan dua ban mobil bekas sehingga kursi atau meja menjadi lebih tinggi. Setelah itu, mereka akan mewarnai kursi dan meja sesuai dengan kreasi masing-masing. (-)
Bagikan