Kosmetik
Sabtu, 26 Juli 2025 23:17 WIB
Penulis:SetyoNt
Editor:SetyoNt
Jakarta, Jatengaja.com - Makanan donat J.Co, sudah tidak asing lagi sebagian orang, karena sudah penah mengkonsumnya. Di balik popularitas J.Co, mungkin ada beberapa orang yang masih bingung siapa pemilik donat ini, dan mungkin ada yang mengira ini produk dari luar negeri.
Pemilik merek donat J.Co yang terkenal di kalangan muda itu ternyata adalah seorang pengusaha asal Singkawang, Kalimantan Barat bernama Johnny Andrean. Berasal dari keluarga sederhana, ayahnya berprofesi sebagai pedagang hasil bumi, sementara ibunya mengelola usaha salon.
Johnny Andrean saat menginjak usia dewasa pada penghujung tahun 1970-an memilih untuk merantau ke Jakarta. Ia memulai bisnisnya di bidang salon dan kecantikan dengan mendirikan Johnny Andrean Salon, berbekal keahlian menata rambut yang dipelajari dari ibunya.
Dilansir dari Trenasia.com jaringan Jatengaja.com. Jonny Andrean memulai usaha salon tersebut pada tahun 1980 di kawasan Jakarta Utara. Perjalanan mengembangkan bisnis salon ini tidaklah mudah. Saat itu, layanan jasa potong rambut belum begitu diminati orang. Tantangan terbesar yang dihadapi Johnny adalah mempertahankan para hair stylist agar tetap bekerja di salonnya dan tidak berpindah ke tempat lain.
Persaingan bisnis di industri salon saat itu sangat sengit. Situasi makin sulit ketika krisis moneter melanda pada tahun 1998, di mana Johnny mengalami kerugian besar akibat 19 cabang salonnya menjadi sasaran penjarahan pada peristiwa Mei 1998.
Namun, berkat ketekunan dan semangat optimis yang ia miliki, ia mampu membangkitkan kembali bisnis salonnya hingga tetap eksis. Keahliannya dalam menata rambut begitu dikenal luas, bahkan ia dijuluki sebagai ‘Johnny si Tukang Keramas.’
Lambat laun, bisnis salon miliknya berkembang dengan cukup sukses. Namun, kesuksesan itu tidak membuatnya berpuas diri. Ia pun memutuskan untuk menjajal peluang baru di industri makanan dan minuman (F&B).
Langkah pertamanya di sektor F&B dimulai dengan mengakuisisi hak waralaba BreadTalk, sebuah merek toko roti populer asal Singapura. Ia mulai menjalankan bisnis ini pada Maret 2003, dengan membuka gerai pertamanya di Mall Kelapa Gading, Jakarta.
Untuk menarik lebih banyak pelanggan, ia menghadirkan sejumlah inovasi, salah satunya dengan menjadikan area dapur sebagai bagian dari display.
Dengan begitu, pelanggan bisa langsung menyaksikan proses pembuatan roti yang higenis, sekaligus menikmati aroma segar roti yang baru dipanggang. Berkat strategi ini, Johnny Andrean berhasil mengembangkan BreadTalk dengan pencapaian omzet yang terus meningkat.
BreadTalk kemudian resmi berubah menjadi MAKO Cake & Bakery pada akhir tahun 2022, seiring dengan tidak diperpanjangnya lisensi atas nama sebelumnya.
Selanjutnya, pada tahun 2005 Johnny juga mendirikan J.Co Donuts & Coffee, sebuah restoran yang menyajikan donat dan kopi. Usaha ini berkembang menjadi salah satu waralaba restoran cepat saji lokal yang digemari banyak orang. J.Co menawarkan berbagai produk andalan seperti donat, kopi, teh, sandwich, hingga yoghurt.
“Resep adonan kami membutuhkan waktu bertahun-tahun dan berbagai percobaan untuk mencapai kesempurnaan, layaknya proses panjang yang dilalui Edison saat menciptakan lampu pijar,” tulisnya di laman jcodonuts.com.
“Sebelum resmi diluncurkan pada tahun 2005, kami melakukan berbagai uji coba demi menemukan kombinasi ideal dalam hal rasa, tekstur, dan dasar donat yang cocok untuk semua topping khas kami. Dibuat segar dari awal, donat kami yang lembut dan empuk langsung lumer di mulut dalam beragam varian yang menggugah selera.”
Gagasan membangun bisnis donat dan kopi ini terinspirasi dari kebiasaannya mencicipi berbagai macam donat saat melakukan perjalanan bisnis ke Amerika Serikat.
“Rahasia kelezatan donat kami tidak hanya terletak pada adonannya, tetapi juga pada penggunaan bahan-bahan berkualitas tinggi yang mampu menghadirkan cita rasa unggul,” tulis J.Co dilaman resminya.
“Mulai dari cokelat hitam yang kaya, almond renyah asal Australia, krim keju lembut dari Selandia Baru, hingga matcha premium dari Jepang, semuanya dipilih dengan cermat. Kami tidak menggunakan jalan pintas, karena bahan asli selalu menghasilkan rasa yang lebih nikmat.”
Dia mengambil langkah berani dengan mengusung J.Co Donuts & Coffee sebagai restoran cepat saji modern yang menggunakan konsep dapur terbuka (open kitchen), sebuah pendekatan yang saat itu masih terbilang baru di Indonesia.
Melalui konsep ini, pelanggan dapat langsung melihat proses pembuatan berbagai produk yang ditawarkan. Inovasi inilah yang akhirnya menjadi salah satu identitas khas J.Co Donuts & Coffee di pasar Indonesia.
Awalnya, Johnny berniat menjalin kemitraan dengan perusahaan waralaba atau franchise donat asal Amerika Serikat. Namun, rencana tersebut batal direalisasikan karena keterbatasan pilihan produk yang ditawarkan oleh waralaba tersebut.
Akhirnya, dia memilih untuk membangun toko donat sendiri. Dalam kurun waktu satu tahun, ia sukses membuka 16 gerai J.Co di berbagai kota besar di Indonesia. Gerainya telah mendunia, selain tersebar di Indonesia, juga tersebar di negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, China, dan Filipina. (-)
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Distika Safara Setianda pada 26 Jul 2025
Bagikan
Kosmetik
14 hari yang lalu