Ganjar dan Hendi Cek Banjir Rob di Semarang

Semarang, Jatengaja.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo dan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi secara terpisah turun ke lapangan melakukan pengecekan lokasi  banjir rob di Semarang, Senin (23/5) malam.

Ganjar sempat berdialog dengan opir truk yang terjebak banjir rob dan warga yang rumahnya tergenang di bagian depannya. 

Selain itu juga menghubungi GM Pelindo sebagai pengelola Pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang kawasannya diterjang banjir rob setinggi 1,5 meter.

“Banjir rob ini terjadi akibat anomali cuaca. BMKG, kerus memperbaharui informasi terkini cuaca. Masyarakat untuk terus memantau perkembangan cuaca,” katanya.

• Kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Kota Semarang Diterjang Banjir Rob 1,5 Meter
• Borobudur Maraton 2022 Diluncurkan, Targetkan 5.000 Peserta
• Empat Penjabat Bupati/Wali Kota Harus Laporan Tiap Tiga Bulan
• Puan Minta Pemerintah Pastikan Vaksinasi Covid-19 Bagi Jemaah Calon Haji Indonesia Tak Ada Kendala
• Kuartal I-2022, Laba Bersih Bank MNC Internasional capai Rp 8 Miliar

Kepada Wali Kota Semarang, Ganjar meminta untuk menyiapkan tempat evakuasi dan posko lengkap yang terdiri dari kesehatan, kebencanaan hingga dapur umum. 

“Perkiraan banjir rob masih akan berlangsung, mudah-mudahan kita bisa menyiapkan karena memang cukup tinggi dari lautnya naik cukup tinggi,” ucapnya.

Terpisah, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi turun langsung bergerak untuk menangani tanggul jebol di wilayah Tanjung Mas Semarang, Senin (23/5). 

Wali Kota yang akrab disapa Hendi itu, datang didampingi jajarannya di Pemerintah Kota Semarang, diantaranya dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Dinas Sosial, hingga Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang. 

Selain itu, Hendi juga terlihat mengecek lokasi bersama Kapolrestabes Semarang Irwan Anwar, Dandim 0733 BS / Kota Semarang Honi Havana, serta sejumlah jajaran Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana. 

Hendi menyebut,  jika tanggul jebol terdeteksi di dua titik, yaitu di area sekitar PT Lamicitra Nusantara dan Kampung Ujung Seng.

“Penyebabnya karena terjadinya air pasang yang terlalu tinggi yang terjadi dalam waktu satu dekade terakhir di Kota Semarang,” ujarnya. (-)