BPS Sebut Penduduk Miskin di Jateng pada September 2024 Turun 307.99 Ribu, Tertinggi se-Jawa

Rabu, 15 Januari 2025 21:25 WIB

Penulis:SetyoNt

Editor:SetyoNt

bps miskin.jpg
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, Endang Tri Wahyuningsih (kanan). (Jatengaja.com/dok. Humas Pemprov Jateng)

Semarang, Jatengaja.com - Jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) pada September 2024 tercatat mengalami penurunan sebanyak 307,99 ribu orang menjadi 3,4 juta orang.

Secara persentase, penduduk miskin di Jateng turun 0,89 persen menjadi 9,58 persen poin dibandingkan atas bulan  Maret 2024 yang tercatat mencapai sebesar 10,47 persen. 

Hal ini disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, Endang Tri Wahyuningsih pada pertemuan dengan pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta pihak terkait, di aula BPS Jateng di Jalan Pahlawan Semarang, Rabu 15 Januari 2024. 

Menurut Endang, penurunan persentase kemiskinan di Jateng menjadi yang tertinggi di Pulau Jawa. Kinerja Pemprov Jawa Tengah juga turut menyumbang penurunan kemiskinan menjadi satu digit. 

“Alhamdulillah turun kemiskinan di Jateng menjadi satu digit. September 2024 ini, tercatat 9,58 persen, turun 0,89 persen dibanding Maret 2024. Dan penurunan ini menjadi penurunan tertinggi di Jawa. Terima kasih bapak ibu, yang sudah berupaya dengan kegiatan yang luar biasa,” katanya.

Berdasarkan data BPS, dari enam provinsi di Pulau Jawa, persentase penurunan penduduk miskin di Jateng menjadi yang tertinggi, dibandingkan provinsi DKI Jakarta persentase kemiskinan turun 0,16 persen.

Provinsi Jawa Barat turun 0,38 persen, DI Yogyakarta turun 0,43 persen, Jawa Timur turun 0,23 persen, dan Provinsi Banten turun 0,14 persen.

Lebih lanjut Endang menyatakan, ada sejumlah fenomena sosial yang berimbas pada penurunan kemiskinan di Jateng, antara lain  kenaikan upah buruh yang tercatat pada Agustus 2024 menjadi Rp2.405.447, dibanding Februari 2024 yang tercatat Rp2.252.660 per bulan. 

Selain itu, produksi padi pada triwulan III 2024 naik jadi 2,53 juta ton gabah kering giling (GKG). Jumlah tersebut naik dibanding triwulan I 2024 sebesar 1,98 juta ton GKG. 

“Pada September 2024, tercatat inflasi sebesar 1,57 persen, turun dibanding Maret 2024 yang mencapai 3,40 persen. Lalu pada kuartal III, perekonomian Jateng tumbuh 4,93 persen,” ujarnya. 

Sementara, Pelaksana harian Sekda Jateng, Ema Rachmawati menyatakan, beberapa upaya dilakukan untuk menurunkan angka kemiskinan, antara lain pemberian bantuan melalui Kartu Jateng Sejahtera (KJS) yang dikhususkan bagi disabilitas, lansia miskin, dan mereka yang tidak produktif karena sakit. 

Selain itu, upaya juga ditempuh dengan pembangunan RTLH, bantuan jamban, sanitasi air bersih, dan sambungan listrik. Tidak lupa, di bidang pendidikan, Pemprov Jateng juga memastikan agar anak usia sekolah dapat mengakses pendidikan. 

"Terkait pemberdayaan ekonomi, kita juga memberi pelatihan melalui Disperindag dan Dinkop UMKM. Juga, pelatihan bekerja sama dengan Baznas Jateng. Kita juga bantu penduduk miskin mengakses pekerjaan. Misal, untuk kerja satpam harus ada 10 syarat, untuk penduduk miskin tidak sampai 10 syarat,” ujar Erma.

Pada 2025, Ema menyampaikan, upaya menyejahterakan masyarakat tetap digenjot. Apalagi, di tengah ketidakpastian perekonomian dan perang antara Rusia-Ukraina. 

Caranya adalah dengan meningkatkan daya beli mereka, dan menurunkan ketimpangan. Jadi mereka harus mempunyai pekerjaan. 

“Kalau pun tidak, mereka harus punya usaha, sehingga mereka bisa membelanjakan kebutuhan pokoknya dengan aman,” katanya. ***