Santri Pesantren Tahfidz Al Qu’an MAJT-Baznas Jateng Ditargetkan 4 Tahun Lulus Mutqin

SetyoNt - Rabu, 02 Juli 2025 20:52 WIB
Direktur Pesantren Tahfidz Al-Qur’an MAJT-Baznas Jateng, Dr KH Muhammad Syaifudin, MA sedang mengajar para santri. (dok. MAJT)

Semarang, Jatengaja.com - Para santri Pesantren Tahfidz Al-Qur'an MAJT-Baznas Jawa Tengah (Jateng) ditarget dalam waktu 4 tahun sudah lulus menjadi hafidz Alquran yang mutqin.

Direktur Pesantren Tahfidz Al-Qur’an MAJT-Baznas Jateng, Dr KH Muhammad Syaifudin, MA menyatakan hafidz Alquran yang mutaqin yakni hafalannya kuat dan mendalami kandungan Alquran secara baik.

“Untuk mengejar target tersebut, kami menerapkan metodologi pengajaran kepada santri secara ketat dengan disiplin tinggi,” katanya didampingi musyrif pesantren, Gus Shulkhan Khabib kepada pers, Selasa 1 Juli 2025.

Metodologi yang dikembangkan antara lain, setor tambahan hafalan (ziyadah), murajaah, mudarasah, tashih kepada imam, tadarusan satu juz setelah zuhur, dan muqadaman.

“Alhamdulillah dengan metodologi yang ketat ini 31 santri dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, dan dalam kurun 2,5 tahun, prestasinya mengagumkan,” ujar KH Muhammad Syaifudin.

Menurut alumnus Universitas Al-Azhar, Kairo Mesir ini, sanad pesantren Tahfidz Al-Qur'an MAJT-Baznas Jateng berkiblat kepada Yanbu’ul Qur’an, Kudus, yang didirikan KH Arwani Amin AH.

“Pesantren MAJT-Baznas Jawa Tengah mengadopsi 70 persenkurikulum yang diterapkan di Yanbu’ul Qur’an Kudus, karena pesantren sudah mengakar kuat dan menjadi rujukan masyarakat,” katanya.

Terpisah Sekretaris PP MAJT, Drs KH Muhyiddin, MAg menjelaskan didirikan Pesantren Tahfidz , misi utamanya membantu pemerintah untuk mencetak generasi qur’ani.

Misi selanjutnya, adalah memproyeksikan masa depan para santri untuk menjadi imam masjid agung dan tokoh masyarakat di daerah masing-masing.

Kiai Muhyidin menyatakan kontribusi konkret MAJT terhadap pesantren, yakni menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan di antaranya membangun ruang asrama lengkap dengan almari, kipas angin, kamar mandi, dan lainnya.

“PP MAJT hanya sebagai pelaksana, seluruh pembiayaan ditanggung Baznas Jateng dan Baznas kabupaten dan kota,” ujaar Kiai Muhyidin.

Kontribusi Baznas kabupaten dan kota, berupa uang living cost sebesar Rp2 juta per bulan kepada setiap santri yang direkomendasikannya. Dana tersebut rinciannya untuk beaya makan sehari-hari santri, laundri, wisata religi, sisanya Rp 800.000 untuk uang saku santri.

Sedangkan Baznas Provinsi Jateng berkontribusi berupa memberikan dana operasional Pesantren sebesar Rp30 juta per bulan.

Muhyidin menambahkan keistimewaan santri Pesantren MAJT-Baznas Jawa Tengah semuanya diprogramkan kuliah gratis di Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang dengan beasiswa dari Baznas Provinsi Jawa Tengah 50 persen dan 50 persen dari Unwahas.

“Tidak hanya sekadar mencetak hafidz Alquran, tetapi juga yang berintelektual tinggi,” katanya. (-)

Editor: SetyoNt

RELATED NEWS